MALANG, suaramerdeka-solo.com – Sebelas tembakan gas air mata dilepaskan polisi dalam tragedi Kanjuruhan, usai kekalahan 2-3 Arema FC vs Persebaya Surabaya yang menewaskan 131 orang, Sabtu (1/10/2022) malam.
Menurut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, gas-gas air mata tersebut ditembakkan 11 personel kepolisian yang bertugas dalam pengamanan pertandingan Liga 1 musim 2022-2023 tersebut.
Rinciannya, 8 tembakan diarahkan ke tribun penonton dan tiga tembakan ke kerumunan massa yang turun ke lapangan hijau.
Baca Juga: Kapolri Umumkan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan Malang
‘’Ada 11 personel yang menembakkan gas air mata. Ke tribun selatan kurang lebih 7 tembakan, tribun utara 1 tembakan dan ke lapangan 3 tembakan,’’ ungkap Kapolri dalam konferensi pers di Mapolres Kota Malang, Kamis (6/10) malam.
Menurutnya, tembakan gas air mata tersebut kemudian mengakibatkan para penonton dan suporter, terutama yang berada di tribun, menjadi panik.
Mereka merasakan pedih di mata, sehingga kemudian berusaha segera meninggalkan arena tribun penonton.
Baca Juga: Direktur PT LIB Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Gunakan Verifikasi Stadion 2022
Di satu sisi, petugas beralasan menembakkan gas air mata tersebut demi mencegah lebih banyak lagi penonton yang turun ke lapangan.
Namun menurut Kapolri, di sisi lain para penonton mengalami hambatan saat berusaha keluar dari tribun, terutama melalui pintu 3, pintu 11, 12 dan 13.
‘’Harusnya, lima menit sebelum laga berakhir, pintu harusnya dibuka. (Tapi) pintu waktu itu dibuka hanya 1,5 meter,’’ ungkap Kapolri.**
Artikel Terkait
Liga Champions: Spanduk Tragedi Kanjuruhan pada Duel Bayern Munchen vs Viktoria Plzen
Polri Periksa 29 Saksi Tragedi Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan, Presiden Perintahkan Seluruh Stadion Bola Diaudit Total
Tragedi Kanjuruhan, Iwan Bule Didesak Mundur! Ini Kata Iwan Bule
Tragedi Kanjuruhan, Iwan Fals Rilis Lagu Memilukan. Begini Lirik Lagu yang Menyayat Hati Tersebut