Klaten, suaramerdeka-solo.com - Kucuran Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau atau DBHCT sangat disyukuri para petani tembakau di Kabupaten Klaten.
Mereka merasa terbantu dengan DBHCT, terutama saat bantuan diwujudkan sarana prasarana pertanian, pupuk, hingga pelatihan.
Baca Juga: Ribuan Leaflet dan Stiker ‘Gempur Rokok Ilegal’ Disebar
Selama ini, petani sudah menerima bantuan dari DBHCT baik yang berwujud hand tractor, cultivator, pupuk, alat pengering tembakau, hingga sarana transportasi.
Semua itu berguna dalam proses produksi tembakau berkualitas.
Baca Juga: Pemkab Klaten Terus Gencarkan Kampanye Perangi Peredaran Rokok Ilegal
‘’Dengan adanya DBHCT, petani tembakau merasa sangat terbantu. Dana cukai dari rakyat dikembalikan untuk rakyat. Kami sudah menikmati bantuan berupa tractor, cultivator, pupuk dan lainnya,’’ kata Juwandi, pengurus Asosiasi petani tembakau Klaten.
Klaten merupakan daerah penghasil tembakau baik rajangan maupun asepan yang dibutuhkan pabrik rokok untuk pencampuran bahan baku.
Baca Juga: Bulutangkis Paralympic Tokyo 2020: Leani Ratri/Khalimatus Sadiyah dan Fredy Setiawan Menang
Sebagian produsi, termasuk tembakau asepan, diekspor ke Eropa dan negara lain.
‘’Tembakau asepan diekspor untuk produksi cerutu. Tembakau asal Klaten Boyolali digunakan untuk isi cerutu. Kami bekerja sama dengan pembeli, sehingga produk yang dihasilkan bisa diserap pabrik,’’ katanya.
Dia memproduksi tembakau asepan atau Dark Full Cure (DFC), kadang juga memproduksi tembakau kering matahari atau sun cure.
Baca Juga: Inalillahi, Pegowes Meninggal di Depan Ruko Teras Boyolali
Tembakau asepan cukup tahan terhadap perubahan cuaca ekstrim, berbeda dengan tembakau rajangan yang tidak tahan hujan.
Saat ini, luas lahan tanam tembakau di Klaten menurun sekitar 30 persen.