WONOGIRI, suaramerdeka-solo.com - Para perajin tahu di Kabupaten Wonogiri sangat terpukul kenaikan harga minyak goreng dan kedelai.
Mereka terpaksa menyiasati tingginya biaya produksi dengan mengurangi ukuran tahu yang dijual.
Situasi itu juga dialami Tugino, perajin tahu di Lingkungan Kedungringin RT2 RW13 Kelurahan Giripurwo, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri.
Baca Juga: Sambangi Sentra Perajin Tahu, Kapolres Sukoharjo Dicurhati Harga Kedelai yang Melambung
Industri rumah tangga yang berdiri secara turun temurun sejak 1950 itu kini dalam situasi sulit.
Harga kedelai impor yang sebelumnya berkisar Rp 10.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 12.000 per kilogram.
Adapun minyak goreng yang sebelumnya sekitar Rp 200.000 per jerigen ukuran 17 liter, kini naik menjadi Rp 295.000 per jerigen.
Kenaikan harga minyak goreng sangat dirasakan perajin tahu Wonogiri.
Baca Juga: Minyak dan Bahan Baku Langka, Pengusaha Tahu Goreng di Boyolali Pasrah Dikomplen Pelanggan
Pasalnya tahu Wonogiri biasanya dijual sudah dalam bentuk tahu goreng.
"Kedelai naik, minyak goreng naik. Kami benar-benar kesulitan," kata Tugino.
Pihaknya terpaksa menyiasati dengan mengurangi ukuran tahu yang dijual.
Saat ini, tahu yang dijual ke bakul atau pembeli dihargai Rp 20.000 per kotak ukuran 34x34 sentimeter.
Baca Juga: PNM Solo Berikan Pelatihan Diversifikasi Produk Makanan Berbahan Dasar Tahu pada Nasabah PNM Mekaar
Dalam situasi seperti ini, Tugino yang mempekerjakan sekitar lima karyawan hanya mengolah dua kuintal kedelai per hari.
Artikel Terkait
Harga Minyak Goreng di Pasar Tradisional Boyolali Masih Tinggi
Warga Keluhkan Harga Minyak Goreng yang Masih Melambung
Di Klaten Minyak Goreng Langka, Ini Kata Disdagkop UMKM
Minyak dan Bahan Baku Langka, Pengusaha Tahu Goreng di Boyolali Pasrah Dikomplen Pelanggan