SOLO, suaramerdeka-solo.com - Deputi Perkoperasian Kemenkop dan UKM, Ahmad Zabadi menyatakan, kementeriannya tengah menangani delapan koperasi bermasalah.
Kendati jumlah koperasi yang bermasalah sedikit, namun total potensi kerugian mencapai Rp 26,11 triliun.
"Meski sedikit, namun hal itu mempengaruhi koperasi aktif yang managemennya baik yang jumlahnya mencapai 127.000 koperasi. Lebih-lebih koperasi bermasalah membentuk opini publik, yang membuat koperasi baik ikut terdampak," jelasnya.
Baca Juga: 2 Tahun Dana Tak Bisa Diambil, Nasabah Geruduk Koperasi Sejahtera Bersama Klaten
Hal itu disampaikan pada rapat anggota tahunan (RAT) Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Pekalongan yang digelar di The Sunan Hotel Solo, Sabtu (27/3/2022).
Menurutnya, perlu ada reformasi pengawasan koperasi, agar koperasi di Indonesia betul-betul berjalan dengan baik.
Dia menyebutkan, mayoritas anggota koperasi adalah pelaku UMKM. Maka indikator keberhasilannya adalah membuat pelaku UMKM sebagai anggotanya, naik kelas.
Baca Juga: Kondisi Koperasi dan UMKM di Solo Cukup Memprihatinkan, Banyak yang Mati Suri
Sementara itu Ketua Umum Kospin Jasa, Andy Arslan Djunaid mengemukakan kinerja koperasinya mengalami pertumbuhan sepanjang 2021. Tercatat jumlah asetnya mencapai Rp 10 triliun.
Penyaluran kreditnya melebih target, sebesar 93 persen. Bahkan sampai Februari 2022 tembus di atas 100 persen.
"Pencapaian ini sangat bagus di tengah kondisi pandemi seperti ini. Targetnya tahun ini pertumbuhan kami sekitar delapan persen di atas pertumbuhan ekonomi nasional,’’ paparnya.*
Artikel Terkait
Pandemi Covid-19 Berdampak Macetnya Angsuran Pinjaman Koperasi
Selamat. Rektor UNS Terima Penghargaan Jasa Bakti Koperasi Tahun 2021 SOLO
Masa Pandemi Covid-19, Rektor UNS Surakarta Usulkan Koperasi Kesehatan
Libatkan Generasi Milenial, Koperasi HKTI Tamara Ingin Adopsi Sistem Pengelolaan Modern
Gagal Bayar, 30 Anggota Geruduk Koperasi Sejahtera Bersama