Duh, Meski Harga Cabai Tinggi, Petani Tetap Terpuruk. Mengapa?

- Selasa, 7 Juni 2022 | 14:05 WIB
Petani memanen cabai di lahan miliknya di Kecamatan Teras, Boyolali. (SMSolo/Joko Murdowo)
Petani memanen cabai di lahan miliknya di Kecamatan Teras, Boyolali. (SMSolo/Joko Murdowo)

BOYOLALI, suaramerdeka-solo com - Meski harga cabai di pasaran melejit hingga Rp 100 ribu per kg, nasib petani tetap terpuruk.

Pasalnya, banyak petani cabai mengalami gagal panen.

“Tanaman cabai di ladang gagal panen akibat serangan penyakit pathek,” ujar Ahmadi (50) petani cabai di Kecamatan Sambi, Selasa (7/6/2022).

Baca Juga: Di Boyolali Harga Cabai Semakin Pedas! Tembus Rp 100 Ribu/Kg

Dia dan sejumlah petani cabai lainnya kini dihadapkan dengan masalah serius.

Sebab, tanaman cabai yang mulai berbuah malah rusak. Buah cabai di pohon tak bisa dipanen.

Awalnya muncul bercak pada buah cabai.

“Bercak lalu membesar sehingga cabai membusuk, kering dan rontok tak bisa dipanen,” tuturnya.

Baca Juga: Jelang Bulan Puasa, Harga Cabai di Boyolali Tidak Sepedas Rasanya  

Dirinya sudah berupaya mengatasi serangan berbagai cara.

Selain memperbaiki drainase, juga penyemprotan fungisida secara rutin.

Namun, cara tersebut tak bisa mengatasi serangan patek yang telanjur merata.

“Tidak ada cara lain, kecuali seluruh tanaman harus dibabat dan tanam ulang. Mungkin ini terjadi karena curah hujan masih tinggi, meski sudah memasuki musim kemarau."

Baca Juga: Sukses Budidaya Cabai, BUMDes Jabung Siap Kelola Lahan Tebu 40 Hektare

Kondisi itulah yang memicu harga cabai melejit.

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Aturan Pembelian Elpiji Diprotes. Soal Apa?

Rabu, 24 Mei 2023 | 05:58 WIB

Omzet Wonogiri Expo Hampir Setengah Miliar

Minggu, 14 Mei 2023 | 19:14 WIB
X