SOLO, suaramerdeka-solo.com - Pascapandemi Covid 19 telah membuat perubahan besar perilaku konsumen dalam memperoleh barang dan jasa.
Hasil penelitian menunjukkan, indikator perilaku konsumen melakukan pencarian informasi barang dan jasa dengan mendatangi langsung tempat penjualan pada saat pandemi, lebih sedikit dibanding pencarian informasi menggunakan aplikasi teknologi internet.
Perubahan perilaku juga terjadi pada keputusan-keputusan pembelian para konsumen, lebih memilih melakukan secara sistem online.
Baca Juga: Usai Diperiksa Sebagai Tersangka, Roy Suryo Lemas dan Pakai Kursi Roda
Pascapandemi Covid-19 menimbulkan economic shock masyarakat dalam skala individu perorangan. Yaitu mempengaruhi ekonomi negara bahkan dunia internasional. Diantara yang cukup terdampak adalah UMKM.
Salah satu kelompok UMKM yang tak luput dari kondisi ini adalah UMKM jamu. Pada saat pandemi, UMKM jamu justru menikmati peningkatan penjualan.
Baca Juga: Woro-Woro! Tiga Ruas Jalan Protokol di Sukoharjo Siang Ini Ditutup untuk Kirab Api Asean Para Games
Karena sebagian besar masyarakat meyakini dengan mengkonsumsi jamu dapat meningkatkan imunitas dan terhindar dari virus Covid-19. Industri jamu sebagai salah satu warisan leluhur maka keberlanjutanya perlu di jaga oleh semua pihak.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat, tim dosen dalam Riset Grup (RG) Kearifan Lokal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret, Surakarta diketuai Dr. Joko Suyono, SE., M.Si, mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Baca Juga: Suami dari Istri Anggota TNI yang Ditembak di Semarang Diduga Terlibat. Ada Motif Asmara di Baliknya
Yakni Digital Branding sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat pada Pengurus Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) Sukoharjo Menuju New Normal Business Pasca Pandemi Covid-19.
Kegiatan ini menurut Joko Suyono, adalah salah satu upaya agar para pelaku industri jamu anggota dari Kojai dapat mengenal dan menerapkan perkembangan tehnologi informasi yang ada untuk menopang keberlanjutan usaha jamu.
Salah satu anggota tim dosen RG, Sarjiyanto, Ph.D dan Dr. Atmaji, MM mengajak para pelaku usaha mengikuti trend pasar dan selera konsumen pasca pandemi Covid-19.
Baca Juga: Kebo Bule Keraton Solo yang Terjangkit PMK Dikarantina, Warga Diimbau Tak Dekati Kandang
“Pemasaran secara digital dan online business adalah sebuah kenormalan baru dalam dunia usaha. Disamping itu perlunya membranding jamu sebagai produk yang kesannya tradisional dan kuno menjadi produk yang tetap eksis dari generasi ke generasi,” kata Sarjiyanto.
Dia juga menilai upaya yang sudah dilakukan oleh Kojai Sukoharjo dengan membuat tempat minum jamu dengan konsep “coffe shop”, pembuatan buku kasus pembelajaran pada industri jamu, pelatihan manajemen bisnis, pelatihan e-marketing, pembuatan merek produk dan konsep pemasaran serta pendampingan usaha, telah dilaksanakan dengan baik. **
Artikel Terkait
Peringati Hari Jamu, Bupati-Wakil Bupati Sukoharjo Minum Jamu Bareng
Jamu, Masuk Nominasi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Sidang Verifikasi di Sukoharjo
Wajibkan ASN Minum Jamu, Cara Pemkab Sukoharjo Lestarikan Warisan Leluhur dan Angkat Perajin Jamu
Roy Suryo Ditetapkan Sebagai Tersangka Meme Stupa Candi Borobudur Mirip Jokowi
Makam Brigadir J di Jambi Dijaga PBB, Ada Apa?
Apa Kata Mantan Kabais TNI, Soleman B Ponto Terkait Kasus Brigadir J, Ini Katanya
400 UMKM Ikuti Boyolali Expo 2022, Bupati Menilai Jumlahnya Sangat Kecil