BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Kerajinan sapu ijuk masih menjadi sandaran mayoritas warga Dukuh Jantung Desa Manggis Kecamatan Mojosongo, Boyolali. Tercatat ada ratusan KK menjadi perajin sapu ijuk.
Bahkan sentra produksi sapu ijuk tersebut sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka dan masih bertahan sampai sekarang. Tak heran, hampir di semua tempat, terdapat tumpukan ijuk berwana hitam untuk bahan baku kerajinan sapu.
Rutinitas perajin terlihat setiap hari. Seperti terlihat pada Kamis (10/11), beberapa orang nampak sibuk mengibas-ngibaskan ijuk ke sebuah kayu besar yang ditancapi beberapa deret paku. Penyisiran ijuk ini dilakukan dua kali.
Baca Juga: Pameran Lukisan Pelajar SD-SMP Digelar di Museum Hamong Wardoyo, Boyolali
Pertama dengan paku yang besar, lalu tahap berikutnya menggunakan sisir paku yang lebih kecil dan berjarak rapat.
Tujuannya, agar ijuk yang menggumpal bisa terurai. Ijuk yang sudah terurai itu kemudian dirangkai, diikat dan dimasukkan kedalam lakop agar terbentuk sapu.
''Yang penting teliti dan memiliki tenaga yang kuat supaya ijuk yang diikat dengan tali senar rapi dan kokoh,” ujar Sri Yanto (60) salah satu perajin.
Baca Juga: Duh Teganya, Seorang Bapak di Andong Boyolali Nekat Cabuli Teman Anaknya
Dia menjadi perajin sapu ijuk mewarisi ayahnya yang dulunya juga seorang perajin. Praktis, sejak kecil dirinya sudah membantu ayahnya, hingga akhirnya mahir membuat sapu ijuk.
“Sejak saya kecil, di sini sudah ada produksi sapu ijuk ini.”
Mengenai pemasaran, dia mengaku tidak ada masalah. Produksi sapu ijuk di Dukuh Jantung rutin diambil para pedagang baik lokal maupun kawasan luar Jawa.
Baca Juga: Ratusan Pelajar SMPN 1 Boyolali 'Geruduk' DPRD. Ada Apa?
Setiap keluarga bisa memproduksi sapi hingga 1.000 buah dengan harga borongan Rp 7.000/buah.
Sumini, warga lain mengaku jika siang hari bekerja harian sebagai buruh pengibas ijuk. Kemudian dia juga merangkai sapu dengan sistem borongan.
“Kalau untuk merangkai sapu ini, dari habis magrib sampai sekitar jam 21.00 bisa menyelesaikan 50 buah sapu dengan bayaran Rp 500/buah,” ujar Sri Yanto.**
Artikel Terkait
Ini Arti dan Makna Logo Hari Pahlawan 2022
4.031 Warga Wonogiri Segera Dapat BLT DBHCHT
Komisi D DPRD akan Panggil Guru Matematika Pembuli Siswa di SMAN 1 Sumberlawang
Film Horor Qorin Resmi Rilis Trailer
Kejati Jateng Dikabarkan Turun Gunung terkait Kasus Tanah Kas Desa Gedangan yang Hilang