Produk Rumahan, Raup Cuan dari Olahan Singkong Beku

- Kamis, 26 Januari 2023 | 16:33 WIB
Pekerja mengemas singkong olahan di Ampel, Boyolali, yang selanjutnya disimpan di almari pendingin.SMSolo/Joko Murdowo (SMSolo/Joko Murdowo)
Pekerja mengemas singkong olahan di Ampel, Boyolali, yang selanjutnya disimpan di almari pendingin.SMSolo/Joko Murdowo (SMSolo/Joko Murdowo)

BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Jangan pernah meremehkan makanan olahan singkong produk rumahan. Dengan kemasan menarik, olahan singkong kini laris manis.

Widaryanto (46) warga Dukuh Berdug Kidul Desa Sidomulyo Kecamatan Ampel, Boyolali, menggeluti usaha itu untuk meraup cuan. Dia menjual olahan ‘Singkong Meledag’ dalam kemasan beku.

Pemasarannya mencakup Jogja, sejumlah kota di Jawa Tengah hingga kawasan Jabodetabek.

Baca Juga: Masyarakatkan Olahan Singkong, Ini yang Dilakukan Hendrati Asal Boyolali

Kini dia mengolah singkong sebanyak 5 kuintal/hari dengan omzet mencapai Rp 5 juta/hari. Namun demikian, keberhasilan itu tak diraih dengan mudah. Dia sempat berkali- kali gagal memasak singkong seperti yang diinginkan.

Menurut Widar, usaha singkong meledag beku sudah dirintis sejak tahun 2014. Awalnya dia membuka outlet singkong keju meledak di kawasan Kaliurang, Jogja. Bahkan, usaha berkembang hingga puluhan outlet.

Namun, lama merantau membuatnya jenuh hingga dia memutuskan pulang. Dia lantas membuat branding, singkong meledag dalam kemasan beku yang diawali tahun 2016. Ketika digoreng, singkong berkulit krispi dengan bagian dalam empuk dan lembut.

Baca Juga: Gara-gara Daun Singkong, Seorang Anak di Wonogiri Tewas Kesetrum

Tepat di samping rumahnya, dibuat bangunan khusus untuk produksi. Sedangkan singkong didatangkan dari Wonosobo dan sekitarnya. Saat ini harga bahan baku singkong mentah berkisar Rp 3 - Rp 3,5 ribu/ kilogram.

Seluruh proses produksi dilakukan mandiri. Kini, dia sudah dibantu enam karyawan yang merupakan warga sekitar. Sekarang bisa produksi sampai lima kuintal singkong per hari. Ada tiga varian rasa yang dikembangkan.

“Varian original atau singland (Singkong Thailand). Itu saya kemas lengkap dengan fla-nya. Lalu, singkong susu yang direbus dengan susu agar gurih. Ada juga singkong kres dengan bentuk stik,” katanya, Kamis (26/1).

Baca Juga: Ditlantas Polda Jateng Uji Coba ETLE Drone di Boyolali

Dia mengaku harus menggunakan singkong baru. Karena singkong mentah jika terlalu lama terkena angin, kualitasnya akan menurun. Maka dia hanya meminta pengiriman bahan baku sesuai kemampuan produksi. Sehingga tak perlu menimbun singkong.

“Kalau singkong beku dalam kemasan ini bisa bertahan lima bulan hingga satu tahun. Asalkan tetap dalam keadaan beku di almari pendingin,” jelas Widar.**

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ini Alasan UMKM Perlu Segera Miliki NIB

Kamis, 16 Maret 2023 | 19:25 WIB

Jawara UMKM Wadahi 100 Pelaku UMKM Solo

Senin, 13 Maret 2023 | 20:45 WIB

Informa Pakuwon mall Solo Hadirkan Konsep Baru

Kamis, 23 Februari 2023 | 14:35 WIB
X