Solo, suaramerdeka-Solo.com - Perihal 'thrifting' menjadi fenomena yang kerap dibahas di kalangan anak muda. Untuk mendapatkan barang bermerk dengan kualitas tinggi, mereka tak perlu merogoh kocek terlalu dalam.
Namun hal itu berbenturan dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 18/2022 Juncto Permendag No 40/2022 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.
Fenomena thrifting juga mencuat dalam Solo.suaramerdeka.com/tag/Debat">Debat Caketum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Solo.suaramerdeka.com/tag/HIPMI">HIPMI) Kota Solo yang digelar dan disiarkan langsung melalui kanal youtube pada Jumat (27/1) malam.
Baca Juga: Munas Hipmi Ricuh dan Saling Adu Jotos, Gibran: Muktamar Muhammadiyah Saja Lancar
Adapun tiga Caketum Solo.suaramerdeka.com/tag/HIPMI">HIPMI yang berdebat yakni Astrid Widayani, Rosanto Adi, dan Respati Ardi. Mereka sepakat menolak fenomena thrifting.
"Memang tak bisa dipungkiri, trifting sangat menggiurkan bagi anak muda Kota Solo. Mampu menunjang penampilan, tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Namun, justru yang jadi titik berat bukan pada masalah outputnya. Melainkan, bagaimana cara brand lokal ini mampu mendongkrak namanya sehingga dipilih generasi muda," tegas Rosanto Adi dalam Solo.suaramerdeka.com/tag/Debat">Debat tersebut.
Atas fenomena yang terjadi di kalangan anak muda itu, seharusnya brand lokal merasa tertantang untuk menciptakan produk berkualitas. Dengan cara tersebut, kalangan anak muda tentu akan beralih dan tidak akan memilih thrifting untuk menunjang penampilan mereka.
Baca Juga: Polisi Tetapkan 7 Tersangka Pelemparan Bus Persis Solo
"Bagaimana kita membuat product development dan marketing strategy yang tepat, kita akan mengumpulkan beberapa UMKM yang sama, memanggil konsultan dan kurator yang andal, sehingga produk kita naik kelas," jelas Caketum nomor urut 2 itu.
Caketum nomor urut 1, Astrid Widayani mengatakan, kualitas produk lokal sebenarnya tidak kalah dari impor. Baginya, penting untuk mendorong potensi bisnis setempat guna melahirkan produk unggulan. Sehingga dapat mengubah arah ketertarikan masyarakat yang semula menggandrungi pakaian bekas impor.
"Saya sebagai pengusaha muda sangat optimis dengan produk Indonesia, produk lokal, yang nantinya bisa kita kembangkan bersama, kita kuatkan produk lokal untuk bisa bersaing dan tidak akan membeli lagi produk thrift," jelasnya.
Baca Juga: Proses Hukum Gedung Pertemuan Clear! Pemkab Sukoharjo dan PT Chimader Berdamai
Sedangkan Caketum Solo.suaramerdeka.com/tag/HIPMI">HIPMI nomor urut 3, Respati Ardi mengungkapkan, lebih berhati-hati dalam meredam tren thrifting. Salah satu upaya terdepan adalah menebarkan gairah penggunaan produk dalam negeri di tengah masyarakat.
"Kalau jadi Ketum Solo.suaramerdeka.com/tag/HIPMI">HIPMI Solo ke depan, saya pengin thrift market itu dilarang tapi pelan-pelan. Kita mulai dari diri sendiri, dari anggota Solo.suaramerdeka.com/tag/HIPMI">HIPMI harus menggunakan produk dalam negeri," katanya.
Dalam Solo.suaramerdeka.com/tag/Debat">Debat tersebut, hadir tiga panelis yang terdiri dari elemen akademisi, pemerintah dan praktisi bisnis. Mereka adalah dosen fakultas ekonomi bisnis UNS Dr Mulyanto; Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kota Solo Wahyu Kristina; dan Direktur Batik Danar Hadi, Dewanto Kusuma Wibowo.**
Artikel Terkait
Lahir di Ketinggian 2.510 Mdpl Pos 3 Pendakian Gunung Slamet, Bayi dan Ibunya Selamat
Wanita Pendaki Gunung Lawu Asal Madiun Ditemukan Tewas di Area Gegerboyo
Bejat! Pembunuh Siswi SMP di Sukoharjo Ternyata Menjual Istrinya ke Pria Hidung Belang dan Cabuli Mertuanya
Prodi Pendidikan Kedokteran yang Baru Diusulkan Hanya Dibuka di Luar Jawa
Pemkab Boyolali Lakukan Konservasi Situs Batu Tulis Sarungga di Lereng Merapi
Hanyut Saat Seberangi Sungai Digoel Papua, Jenazah Pratu Ferdian Kusuma akan Dimakamkan Secara Militer