BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Sejumlah peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan EFEO (Lembaga penelitian Perancis untuk kawasan Timur Jauh) diajak blusukan di Boyolali.
Bersama pegiat Boyolali Heritage Society (BHS) mereka mengunjungi sejumlah bangunan candi yang berada di kawasan lereng Merapi-Merbabu.
Pegiat BHS Kusworo Rahardyan menjelaskan, tim BRIN dan EFEO diajak blusukan ke Dukuh Wonosegoro Kecamatan Cepogo untuk melihat langsung Prasasti Watu Tulis serta beberapa potensi peninggalan arkeologi di daerah itu.
Baca Juga: Disdikbud Boyolali Pastikan Ekskavasi Situs Candi Watu Genuk Dilanjutkan Tahun Ini
Tim mendokumentasikan prasasti pendek Candi Lawang di Desa Sumbung untuk dilakukan analisa fotogrametry. Sehingga bisa dilakukan penyempurnaan pembacaan mengingat guratan prasasti di candi ini sangat tipis.
“Fotogrammetry adalah sebuah permodelan 3D melalui proses foto yang biasa di gunakan untuk pemetaan. Tapi disini juga bisa dilakukan untuk permodelan obyek seperti prasasti guna membantu penelitian secara detail,” ujarnya, Senin (13/3).
Yang menggembirakan, lanjut dia, BHS menerima banyak masukan terutama terkait peluang kerja sama antara BHS dan kedua lembaga tersebut.
Baca Juga: BHS Meminta Kajian Situs Candi Watu Genuk di Desa Kragilan Boyolali, Dituntaskan
Utamanya untuk melaksanakan penelitian dan kajian bersama terhadap kekayaan potensi tinggalan arkeologi di Boyolali.
“Peninggalan arkeologi di Boyolali jumlahnya kan ratusan. Kami BHS merasa perlu masukan ini agar kekayaan potensi arkeologi ini segera dilakukan kajian dan penelitian. Sehingga bisa memberikan rekomendasi yang tepat terkait upaya pelestariannya,” kata Kusworo.
Baca Juga: Pemkab Boyolali Lakukan Konservasi Situs Batu Tulis Sarungga di Lereng Merapi
Dia menambahkan, tim juga mampir di Komplek Candi Watugenuk untuk melihat hasil eskavasi yang sudah dilakukan Disdikbud Boyolali bersama rekanan pihak ketiga.
“Kesan dari peneliti BRIN, kegiatan yang ada selama ini dilakukan komunitas harus terus dilanjutkan. Bahkan, perlu kerja sama lebih lanjut, terutama untuk penelitian dan kajian,” tuturnya.**
Artikel Terkait
Ini Sejarah dan Asal Usul Umbul Peceren di Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali
Misteri Makam dan Sawah Angker di Kateguhan Boyolali, Tergusur Tol Solo-Jogja
Tradisi di Lereng Merapi. Meriah, Kirab Budaya dan Merti Dukuh di Cabeankunti
Ekskavasi Situs Sarungga di Lereng Merapi, Rampung. Ini Hasilnya
Misteri Pohon Ratusan Tahun di Lereng Merapi, Tumbang. Dipercaya Ditunggu Sosok Gaib Mbah Truno
Terdampak Hujan Abu Erupsi Merapi, Tujuh Sekolah Ini Tetap Gelar KBM Tatap Muka
Ribuan Masker Dibagikan, Tandon Air Bersih Dicek dari Dampak Hujan Abu Merapi di Selo