SRAGEN, suaramerdeka-solo.com - Usaha Kuliner Lokal, kini kian marak ditawarkan melalui sosial media. Salah satunya, menu Kerang Sungai di Desa Krikilan dan Bukuran Kecamatan Kalijambe, Sragen.
"Manajemen usaha subsektor kuliner perlu dukungan, disamping dukungan juga diberikan untuk tempat wisata,'' kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng Pramestuti di sela kegiatan Manajemen Usaha Subsektor Kuliner di Sragen, Kamis (16/3).
Menurutnya, kelemahan Kuliner Lokal biasanya karena kurang promosi. Di Sragen ada nama makanan yang unik dan tidak ditemukan di daerah lain, misalnya bothok Mmrcon, ikan patin yang dimasak dan dilumuri irisan cabe yang terasa pedas.
Baca Juga: Taman Kuliner Klaten Diresmikan, PKL Masjid Raya Kirab Boyongan
Makanan lokal terbaru adalah kerang bukur atau Kerang Bukuran, yakni kerang yang ditemukan di sungai dekat Situs Manusia Purba Sangiran.
Masyarakat setempat sudah biasa memasak menu kerang itu untuk dijual atau dikonsumsi sendiri. Masih ada lagi, yakni makanan khas yang unik dan hanya dijual di Pasar Bahulak Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen.
''Makanan khas di Pasar Bahulak yang saya baru tahu setelah melihatnya itu, harus dikemas bagus biar tambah menarik pembeli,'' ujar politisi PDIP itu.
Baca Juga: Sate Kambing Hot Plate Boyolali, Maknyus Tenan...
Selain dipromosikan lewat Media Sosial, lanjut dia, Kuliner Lokal perlu dipamerkan saat ada festival makanan atau event lainnya.
"Menjelang lebaran, biasanya ada orang yang menjual makanan lucu-lucu yang jarang kita lihat sehari-hari,'' ujarnya.
Kalau itu diseriusi cara pemasarannya serta dibantu teman media serta influencer bisa sangat membantu.**
Artikel Terkait
Sebut Jennie BLACKPINK 'Malas' AKun Instagram Boy William Lenyap!
22 Atlet NPCI Jateng Ikuti Seleknas Proyeksi APG
Antisipasi Infeksi Pernafasan, Disnakan Boyolali Periksa Ternak di Kawasan Terdampak Abu Merapi
Gagal Panen Akibat Hujan Abu Merapi, Harga Bunga Kol Meroket
20 Perenang Beradu Nasib dalam Seleknas NPC Indonesia
Ki Djoko Pameran Lukisan Saat Workshop Hari Tari Sedunia. Kok Bisa?