Berbagai Jenis Nangka, Ikon Agrowisata Desa Pasung Klaten

- Rabu, 1 Desember 2021 | 08:30 WIB
Pohon nangka di Agro Wisata Desa Pasung, Wedi, Klaten menarik pengunjung untuk berfoto karena berbuah sangat lebat.  (SMSolo/dok)
Pohon nangka di Agro Wisata Desa Pasung, Wedi, Klaten menarik pengunjung untuk berfoto karena berbuah sangat lebat. (SMSolo/dok)

KLATEN, suaramerdeka-solo.com – Anda suka berkunjung ke kebun buah? Agrowisata Desa Pasung, Kecamatan Wedi, Klaten bisa menjadi alternatif tujuan.

Berbagai jenis tanaman nangka menjadi ikon agrowisata yang dirintis sejak empat tahun silam.

Selain nangka, ada berbagai macam tanaman buah lain yang siap dipetik, seperti kelengkeng, jambu air, sirsak, jambu kristal dan lainnya.

Camat Wedi Rizqan Iryawan mengatakan pihaknya selalu mendorong desa-desa untuk mengembangkan potensinya.

Baca Juga: Pembangunan Agro Science Techno Park Jimbung Dimulai

Dia mengapresiasi upaya Desa Pasung mengembangkan agrowisata.

‘’Potensi unggulan agrowisatanya bagus dengan beraneka tanaman buah. Nanti pengunjung bisa keliling naik mobil golf (listrik), bisa langsung petik dan beli buahnya, tinggal pilih sendiri,’’ kata Rizqan Iryawan.

Kades Pasung, Sumarsono mengatakan, agrowisata menjadi unggulan dengan buah nangka sebagai ikon.

Berbagai nangka tersedia, mulai dari nangkadak, nangka madu, nangka merah, nangka mini hingga cempedak.

Baca Juga: Principium FH UNS Kembangkan Objek Wisata di Puntukrejo Karanganyar

‘’Agrowisata yang dirintis empat tahun lalu, kini sudah berbuah. Agrowisata berada di tepi jalan sepanjang 3,4 km, itu yang sudah ditanami dan sudah banyak buahnya,’’ kata Kades yang akrab disapa Pak Ambon itu.

Guna menyukseskan agrowisata, pasangan pengantin di desa itu juga ambil bagian dengan menanam pohon buah.

Semula mereka bebas menanam buah, namun sekarang diminta menanam nangka unggul yang dibeli di BUMDes Pasung, agar kualitasnya bagus.

Baca Juga: Uji Coba Pembukaan Destinasi Wisata, Gunung Kidul Diserbu 17.934 Wisatawan pada Akhir Pekan

‘’Minimal setiap pengantin tanam dua, kan mereka sepasang jadi sekaligus untuk kenang-kenangan. Tujuannya, agar mereka juga mau ikut berpartisipasi merawat tanaman buah yang ditanam,’’ ujar Pak Ambon.

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X