BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Upacara Mecaru digelar umat Hindu wilayah Kecamatan Banyudono, Boyolali pada Rabu (2/3) petang.
Upacara rangkaian Hari Raya Nyepi ini dipusatkan di Pura Bhuana Suci Saraswati, Desa Ngaru-Aru. Upacara Mecaru ini diikuti ratusan umat Hindu setempat.
Sebelumnya, umat Hindu melakukan sembahyang di pura tersebut. Setelah itu, Ogoh-ogoh berbentuk raksasa diarak keliling desa. Ogoh-ogoh tersebut diangkat oleh 20 orang.
Baca Juga: Mulai 8 Maret 2022, Kendaraan Berat Dilarang Melintas Underpass Makamhaji
Adapun kirab diawali dengan 12 umat yang membawa obor berjalan beriringan. Puncaknya, ogoh-ogoh setinggi 4,5 meter dibakar tepat di depan pura.
Menurut Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Desa Ngaru-Aru, Banyudono, Heru Kuncoro, upacara mecaru digelar tiap tahun. Namun sempat terhenti saat pandemi Covid-19 2020 lalu.
"Upacara ini untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam. Upacara ini diikuti sekitar 115 umat Hindu di Desa Ngaru-Aru," katanya.
Baca Juga: Selebrasi Cetak Gol, Kapolresta Surakarta Salto pada Pelepasan Danrem 074 Warastratama
Dijelaskan, Upacara Mecaru ini juga dikenal dengan Butha Yadya. Sebagai upaya menyinergikan alam dan manusia. Ogoh-ogoh Bhuta Kala ini sebagai simbol energi jahat yang harus dilebur atau dimusnahkan dengan cara dibakar.
"Ogoh-ogoh dibuat mandiri oleh umat kami dengan biaya sekitar Rp 6 juta."
Artikel Terkait
Jelang Nyepi, Umat Hindu Banyudono, Boyolali Siapkan Ogoh-ogoh Setinggi 4,5 Meter
Menteri Agama Dijadwalkan Hadiri Tawur Agung di Prambanan
Pengumuman! Korlantas akan Terapkan Tilang Elektronik di Jalan Tol
Sepanjang Tahun 2022 BNPB Catat ada 765 Bencana di Indonesia. Terbanyak di Pulau Jawa
Menlu Retno: Ukraina dan Rusia adalah Sahabat Dekat Indonesia