BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Ada tradisi unik yang dilestarikan warga Dukuh Semaran Desa Jurug Kecamatan Mojosongo, Boyolali. Ya, sapi yang laku untuk kurban diarak keliling kampung.
Tak hanya itu saja, pemilik sapi juga menggelar syukuran dengan cara sedekah nasi gudangan dan jajanan.
Nasi itu dibagikan kepada warga sekitar. “Ini bentuk rasa syukur dan perpisahan dengan ternak yang disayangi,” ujar Tedi Nugraha (25) warga setempat.
Baca Juga: Ini Aturan Penyembelihan Hewan Kurban di Kabupaten Boyolali
Dia menjelaskan, usaha penggemukan sapi ditekuni mayoritas warga. Biasanya yang dipelihara adalah jenis Peranakan Ongole (PO).
Rata- rata dipelihara selama satu atau dua tahun dan setelah gemuk dijual kepada peminat.
Warga lain, Marmin (58) menjelaskan, dia memelihara puluhan sapi. Tiga di antaranya adalah sapi jumbo, Mbah Semar, Gatotkaca dan Bagong.
Mbah Semar yang berbobot hampir satu ton ditawarkan dengan harga Rp 80 juta.
Baca Juga: Sapi Perah Desa Samiran Jadi Sasaran Perdana Vaksinasi PMK di Boyolali
“Kalau ada minat, silahkan saja. Saya minta harga Rp 80 juta.”
Sedangkan Gatotkaca yang juga sebesar Mbah Semar sudah laku Rp 80 jutaan.
Bagong yang lebih kecil sedikit laku Rp 62,5 juta.
“Yang dua itu sudah laku semuanya. Nanti akan disembelih saat Idul Adha.”
Marmin yang sudah sejak kecil bergelut dengan sapi itu, memperlakukan ternak piaraannya itu dengan penuh kasih sayang.
Baca Juga: Fatwa MUI, Ternak dengan PMK Ringan Masih Bisa untuk Kurban
Artikel Terkait
Costumer Engagement, Upaya PLN Jaring Aspirasi Pelanggan Besar
Antisipasi PMK di Karanganyar, Vaksinasi Mulai Disuntikkan
Satlantas Polres Boyolali Kirimkan 'Surat Cinta' pada 2.658 Pelanggar
Pingin Nonton Dream Theater di Solo? Ini Harga Tiketnya
Vaksinasi PMK di Solo Terkendala Ternak yang Dilepasliarkan