BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Keprihatinan disuarakan Boyolali Heritage Society (BHS) terkait keberadaan Situs Watugenuk, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo.
Ya, hampir setahun berlalu sejak ekskavasi situs, namun hingga kini belum ada tindak lanjut.
Bekas lubang galian struktrur batu candi dibiarkan tetap terbuka. Padahal, Situs Watugenuk ini merupakan gambaran struktur candi yang masih utuh. Sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan restorasi.
Baca Juga: Gudang Penyimpanan Bahan Peledak Mako Direktorat Polairud Polda Sultra Meledak
“Hampir lebih 90 persen kunci-kunci atau struktrur batu candi masih utuh. Bahkan ini pipih tangganya juga masih utuh,” kata Ketua BHS, Kusworo Rahardyan, Kamis (8/9).
Ditemui saat gotong- royong bersih- bersih Situs Watugenuk, dia mengungkapkan situs tersebut sangat unik. Utamanya pada bagian yoni.
Baca Juga: Pernah Berseteru di Derby London, Conte Ogah Bersimpati atas Pemecatan Tuchel dari Chelsea
Dari sekian banyak temuan yoni di Boyolali, hanya di Situs Watugenuk ini, ada Yoni dengan Padma atau bunga.
“Padma disangga Garuda dengan kura-kura ini hanya disini. Biasanya hanya disangga ular, tapi ini disangga garuda dan hanya ada disini.”
Artikel Terkait
Warga Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo Gelar Ritual Tepaknata Susuhangin. Tradisi Apa itu? Ini Dia Maknanya
Awas! Jangan Sembrono di Situs Tepak Nata di Sumbung Kecamatan Cepogo
Situs Candi Sari, Peninggalan Mataram Hindu Kuno di Puncak Bukit Kecil Lereng Merapi
Anggoro Kasih di Desa Cabeankunti Kecamatan Cepogo. Warga Bersih- bersih Sendang dan Kenduri