SOLO, suaramerdeka-solo.com – Salah satu komponen penting dalam praktik organik adalah dilarangnya penggunaan sarana produksi pertanian kimia. Hal itu berlaku baik itu pupuk kimia maupun pestisida kimia.
Rossana Dewi, Direktur Badan Usaha Gita Pertiwi sekaligus Team Task Force Pesticide Perticide Action Network Asia Pasific (PANAP) mengemukakan, aplikasi pestisida kimia akan memberikan dampak buruk pada lingkungan dalam jangka panjang.
Berangkat dari hal itu komunitas Penjaminan Mutu Organis (Pamor) berusaha terus mendorong kemandirian petani dalam mengembangkan pestisida nabati dengan menggunakan potensi lokal yang ada.
Baca Juga: Jangan Gabung Snipers Janda Muda! Polres Klaten Telah Menangkap Seorang Pengikutnya
Dikatakan Rossana, perempuan memiliki bahaya lebih komplek terpapar racun pestisida dibanding laki-laki.
Padahal racun itu bisa dia kali lipat lebih berbahaya pada perempuan karena perempuan memiliki alat reproduksi dan hormon lebih kompleks dibandingkan laki-laki.
Baca Juga: Putri Candrawathi dan ART nya Diperiksa Menggunakan Lie Detector, Apa Hasilnya?
Menurut Rossana, perempuan juga lebih mudah terpapar racun pestisida rumah tangga karena yang mengendalikan nyamuk, kecoak dan lalat lebih banyak ibu-ibu.
Lantas apakah itu pestisida?
Pestisida menurut Rossana bekerja dengan cara menganggu kerja utama tubuh serangga Pestisida menyebabkan keracunan dan membuat gangguan syaraf yang tidak bisa/sulit diperbaiki yang biasanya dikenal dengan sebutan neuropati.
Artikel Terkait
Jadwal Liga Inggris Pekan ke 7. Dua Tim Terluka, Liverpool dan Chelsea Cari Pelampiasan!
Hari Ini Jenazah Santri Pondok Gontor Diautopsi, Polisi Periksa 16 Saksi
Serang Sekolah Pakai Batu, Tawuran Siswa Antar SMK Nyaris Pecah di Karanganyar
Pesawat Latih TNI AL yang Jatuh Di Selat Madura Ditemukan di Kedalaman 15 Meter
Tawuran Siswa Antar SMK Nyaris Pecah di Karanganyar. Ini Pemicunya
Tolak Galian C, Masyarakat Desa Cepogo Boyolali Ancam Demo
Ilegal, Tiga Pengusaha Tambang Diamankan Polres Klaten. Tiga Alat Berat Turut Disita