Mengenal Sejarah Obyek Wisata Ratu Boko, Surganya Pemburu Sunset

- Selasa, 27 Desember 2022 | 15:30 WIB
Keindahan sunset di obyek wisata Ratu Boko, Yogyakarta. (foto by phinemo.com)
Keindahan sunset di obyek wisata Ratu Boko, Yogyakarta. (foto by phinemo.com)

suaramerdeka-solo.com - Salah satu obyek wisata yang mempunuyai histpry yang panjang serta menawarkan suasana yang indah. Khususnya saat matahari tenggelam atau sunset.

Ratusan orang berjubel di obyek wisata ini untuk menyaksikan mentari kembali pulang ke peraduannya.

Keindahan sinar mentari yang akan tenggelam berlatar gerbang Ratu Boko serta langit yang cerah menjadikan pemandangan di Ratu Boko ini benar-benar menggoda dan sangat sahdu.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem di Boyolali Akibatkan Longsor pada Sejumlah Tempat

Namun tidak jarang, banyak wisatawan yang menggerutu karena niatnya mengabadikan sunset, tertutup oleh banyaknya wisatawan yang ada di gerbang.

Namun terlepas dari hal tersebut, obyek wisata yang berada 3 KM arah selatan dari Candi Prambanan ini, tetaplah menjadi destinasi favorit.

Kawasan Ratu Boko berlokasi di atas sebuah bukit dengan ketinggian ± 195.97 m diatas permukaan laut.

Baca Juga: Berapa Harga Tiket Masuk ke Candi Prambanan di Musim Liburan? Berikut Informasinya

Banyak orang menyebut Ratu Boko merupakan sebuah candi. Yang benar, situs Ratu Boko bukan sebuah candi, melainkan reruntuhan sebuah kerajaan. Oleh karena itu, Candi Ratu Boko sering disebut juga Kraton Ratu Boko.

Disebut Kraton Boko, karena menurut legenda situs tersebut merupakan istana Ratu Boko, ayah Lara Jonggrang. Diperkirakan situs Ratu Boko dibangun pada abad ke-8 oleh Wangsa Syailendra yang beragama Buddha, namun kemudian diambil alih oleh raja-raja Mataram Hindu.

Baca Juga: Mau Liburan Bersama Keluarga ke Gembira Loka Zoo? Ini Informasi Harga Tiket Masuknya

Peralihan ‘pemilik’ tersebut menyebabkan bangunan Kraton Boko dipengaruhi oleh Hinduisme dan Buddhisme.

Di situs Ratu Boko ditemukan sebuah prasasti berangka tahun 792 M yang dinamakan Prasasti Abhayagiriwihara. Isi prasasti tersebut mendasari dugaan bahwa Kraton Ratu Boko dibangun oleh Rakai Panangkaran.

Baca Juga: Gelombang Tinggi, Ratusan Wisatawan Dikabarkan Terjebak dan Tertahan di Karimunjawa

Prasasti Abhayagiriwihara ditulis menggunakan huruh pranagari, yang merupakan salah satu ciri prasasti Buddha. Dalam prasasti itu disebutkan bahwa Raja Tejapurnama Panangkarana, yang diperkirakan adalah Rakai Panangkaran, telah memerintahkan pembangunan Abhayagiriwihara.

Halaman:

Editor: Heru Susilo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Dibuka Kembali, Pengunjung Solo Safari Masih Dibatasi

Jumat, 27 Januari 2023 | 19:12 WIB
X