Nama yang sama juga disebut-sebut dalam Prasasti Kalasan (779 M), Prasati Mantyasih (907 M), dan Prasasti Wanua Tengah III (908 M). Menurut para pakar, kata abhaya berarti tanpa hagaya atau damai, giri berarti gunung atau bukit.
Baca Juga: Atur Lalu Lintas Sembari Menyanyi di Jalan Parangtritis, Anggota Satlantas Yogyakarta Dipuji Netizen
Dengan demikian, Abhayagiriwihara berarti biara yang dibangun di sebuah bukit yang penuh kedamaian. Pada pemerintahan Rakai Walaing Pu Kombayoni, yaitu tahun 898-908, Abhayagiri Wihara berganti nama menjadi Kraton Walaing.
Kraton Ratu Boko yang menempati lahan yang cukup luas tersebut terdiri atas beberapa kelompok bangunan. Sebagian besar di antaranya saat ini hanya berupa reruntuhan.
Baca Juga: Mau Liburan Akhir Tahun? Ini 6 Destinasi Favorit di Klaten, Wisata Air Jadi Andalan
Gerbang
Gerbang masuk ke kawasan wisata Ratu Boko terletak di sisi barat. Kelompok gerbang ini terletak di tempat yang cukup tinggi, sehingga dari tempat parkir kendaraan, orang harus melalui jalan menanjak sejauh sekitar 100 m.
Pintu masuk terdiri atas dua gerbang, yaitu gerbang luar dan gerbang dalam. Gerbang dalam, yang ukurannya lebih besar merupakan gerbang utama.
Baca Juga: Mau Liburan Bersama Keluarga ke Gembira Loka Zoo? Ini Informasi Harga Tiket Masuknya
Sekitar 15 m dari gerbang luar berdiri gerbang dalam atau gerbang utama. Gerbang ini terdiri atas 5 gapura paduraksa yang bebaris sejajar dengan gerbang luar.
Gapura utama diapit oleh dua gapura pengapit di setiap sisi. Walaupun gerbang dalam ini terdiri atas lima gapura, namun tangga yang tersedia hanya tiga. Dua gapura pengapit yang kecil tidak dihubungkan dengan tangga.
Tangga naik dilengkapi dengan pipi tangga dengan hiasan ‘ukel’ (gelung) di pangkal dan kepala raksasa di puncak pipi tangga. Dinding luar pipi tangga juga dihiasi dengan pahatan bermotif bunga dan sulur-suluran.
Baca Juga: Pesta Tujuh Gol, Timnas Indonesia Benamkan Brunei. Garuda Puncaki Klasemen Sementara Grup A
Candi Batukapur
Sekitar 45 m dari gerbang pertama, ke arah timur laut, terdapat fondasi berukuran 5×5 m2 yang dibangun dari batu kapur. Diperkirakan bahwa dinding dan atap bangunan aslinya tidak terbuat dari batu, melainkan dari bahan lain yang mudah rusak, seperti kayu dan sirap atau genteng biasa.
Artikel Terkait
Desa Wisata Banyuanyar Boyolali Dilaunching. Ini Unggulannya
Mau Berlibur? Inilah 9 Pantai Paling Keren di Wonogiri, Mulai Perbatasan Jatim Sampai DIY
Belum Terlalu Tenar, 4 Destinasi Wisata Air di Karanganyar Ini Tak Kalah Menawan
Kali Pepe Land Terus Dikembangkan Jadi Destinasi Wisata Keluarga
Mini Roller Coaster, Daya Tarik Baru di Objek Wisata Kolam Renang Intanpari
Ini 8 Gua Paling Eksotis di Wonogiri. Tertarik Mengunjungi?