Mengenal Sejarah Obyek Wisata Ratu Boko, Surganya Pemburu Sunset

- Selasa, 27 Desember 2022 | 15:30 WIB
Keindahan sunset di obyek wisata Ratu Boko, Yogyakarta. (foto by phinemo.com)
Keindahan sunset di obyek wisata Ratu Boko, Yogyakarta. (foto by phinemo.com)

Baca Juga: Proyek Sky Hills di Kemuning Diperkirakan Kelar Saat Momentum Lebaran

Candi PemBokoran

Candi pemBokoran berbentuk teras tanah berundak setinggi 3 m. Letaknya sekitar 37 m ke arah timur laut dari gerbang utama. Bangunan ini berdenah dasar bujur sangkar dengan luas 26 m2. Teras kedua lebih sempit dari teras pertama, sehingga membentuk selasar di sekeliling teras kedua.

Permukaan teras atas atau teras kedua merupakan pelataran rumput. Dinding kedua teras berundak tersebut diperkuat dengan turap dari susunan batu kali. Di sisi barat terdapat tangga batu yang dilengkapi dengan pipi tangga.

Baca Juga: Sambut Libur Nataru, Wisata Cepogo Cheese Park Siapkan Hal-hal Ini

Di tengah pelataran teras kedua terdapat semacam sumur berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 4X4 m2 yang digunakan sebagai tempat pemBokoran mayat.
Di sudut tenggara candi pemBokoran terdapat salah satu sumur tua yang konon merupakan sumber air suci.

Paseban

Paseban merupakan kata dalam bahasa Jawa yang berarti tempat untuk menghadap raja (seba = menghadap). Bangunan ini terletak sekitar 45 m ke arah selatan dari gapur.

Paseban merupakan teras yang dibangun dari batu andesit dengan tinggi 1,5 m, lebar 7 m dan panjang 38 m, membujur arah utara-selatan. Tangga naik ke lantai paseban terletak di sisi barat.

Baca Juga: Libur Tahun Baru, Nava Hotel Tawangmangu Sajikan Menu Makan Malam dari 7 Penjuru Dunia

Di berbagai tempat di permukaan lantai ditemukan 20 umpak fondasi tempat menancapkan tiang bangunan) dan 4 alur yang diperkirakan bekas tempat berdirinya dinding pembatas.

Pendapa

Sekitar 20 m dari paseban, arah selatan dari gapura, terdapat dinding batu setinggi setinggi 3 m yang memagari sebuah lahan dengan ukuran panjang 40 m dan lebar 30 m. Di sisi utara, barat dan selatan pagar tersebut terdapat jalan masuk berupa gapura paduraksa (gapura beratap).

Di beberapa tempat di bagian luar dinding terdapat saluran pembuangan air, yang disebut jaladwara. Jaladwara ditemukan juga di candi Banyuniba dan Borobudur.

Baca Juga: Taste ala Jogja, Mi Gepengnya Khas Solo. Citarasa yang Ditawarkan Bakmi Semar, Lini Kuliner Baru di Karanganya

Halaman:

Editor: Heru Susilo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X