APSI Bahas Proses Kreatif Penciptaan Seni Rupa

- Minggu, 17 April 2022 | 22:19 WIB
Seminar Nasional "Proses Kreatif Penciptaan Seni Rupa" digelar UNS bersama Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (APSI) Wilayah Solo Raya secara daring. (SMSolo/)
Seminar Nasional "Proses Kreatif Penciptaan Seni Rupa" digelar UNS bersama Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (APSI) Wilayah Solo Raya secara daring. (SMSolo/)

SOLO, suaramerdeka-solo.com – Kreativitas seniman harus berkembang sesuai perkembangan budaya.

Mereka dituntut berpikir kreatif demi melahirkan ide-ide baru karya seni.

Hal itu mengemuka dalam Seminar Nasional daring "Proses Kreatif Penciptaan Seni Rupa" yang digelar UNS Surakarta bersama Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (APSI) Wilayah Solo Raya.

Baca Juga: Protes Klaim Malaysia, Seniman Reog Karanganyar Gelar Aksi Bareng

Kegiatan tersebut digelar secara daring dan dibuka Ketua APSI Cabang Solo Raya sekaligus Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, Prof Dr Slamet Subiyantoro.

“Tujuan kegiatan ini untuk memperkaya wawasan kesenirupaan, seni budaya, dan pendidikan seni baik untuk dosen, guru, mahasiswa, serta praktisi, pendidik lainnya,” ujar Slamet.

Empat narasumber dihadirkan, yakni dosen Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Dr Adam Wahida, dosen FSRD UNS Dr Deny Tri Ardianto, owner Laksa Idea Art & Home Decor Yogyakarta, Misbakhul Munir dan ilustrator atau concept artist Zulkarnain Hasan Basri.

Baca Juga: Semarakkan Peringatan HPN 2022, Seniman Gelar Pentas di Boyolali

Seminar dipandu dosen FSRD UNS, Dyah Yuni Kurniawati.

Adam Wahida memaparkan, banyak metode dan tahapan proses kreatif yang digunakan untuk pencipataan seni menurut beberapa ahli.

Namun, tahapan dalam penciptaan seni tidak selalu teratur urutannya, seperti dalam pemikiran masalah ilmiah.

Tahap-tahap tersebut diarahkan untuk meyakinkan, sebuah proses kerja intuitif adalah proses kerja ilmiah.

Baca Juga: Reog Ramaikan Alun-alun Wonogiri. Desak UNESCO Agar Reog Ponorogo Jadi Warisan Budaya

Sebagai bagian dari proses kerja ilmiah, maka produk yang dihasilkan kedudukannya setara dengan produk ilmu pengetahuan.

“Adapun dalam proses penciptaan karya seni murni (seni lukis), seniman berada dalam wilayah kerja representatif dan kontemplatif secara bersamaan sehingga karya yang dihasilkan multitafsir,” tambah Adam.

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Akhir Perjalanan Fast and Furious dalam Fast X

Jumat, 19 Mei 2023 | 11:40 WIB

Sakit Mag Akut, Lina Mukherjee Batal Ditahan

Jumat, 5 Mei 2023 | 10:43 WIB
X