SOLO, suaramerdeka-solo.com - Galon, drum plastik, botol kaca, dan ember bekas yang semuanya hanya berupa barang limbah ternyata bisa menjadi berbagai alat musik di tangan para wanita paruh baya ini.
Yang istimewa, musik yang mereka mainkan pun cukup banyak mendapat perhatian masyarakat.
Ya, grup musik Rangker's Putri Maria ini cukup sering diminta untuk mengisi berbagai acara hingga membuat video youtube yang cukup lumayan subscribernya.
Baca Juga: Shaggy Dog Bakal Meriahkan Tahun Baru di Wonogiri
Niniek SM, salah satu anggota Rangker's Putri Maria mengemukakan, nama mereka berasal dari rangkas atau musik berbasis barang bekas yang mereka mainkan. Sementara nama Putri Maria diambil dari nama sekolah mereka yakni SD Putri Maria.
Anggota grup musik ini memang seluruhnya tak lagi muda. Mereka berusia awal 60 tahunan. Niniek yang merupakan pelatih bahkan sudah menginjak usia 71 tahun. Bermain musik menjadi salah satu untuk mengisi kegiatan di masa lansia mereka.
Baca Juga: Menakar Peluang dan Skenario Polandia, Argentina dan Arab Saudi Lolos dari Grup C
"Kami ingin turut berkarya di bidang musik yang berbasis limbah. Ketika kami menginjak usia lansia, kami tetap melatih ketrampilan dengan bermusik. Menyeimbangkan nada pikiran, ketukan dan gerakan yang kompak," jelasnya.
Anggota Rangker's sendiri sekitar 17 orang yang keseluruhannya mampu memainkan alat perkusi dari barang bekas. Barang yang awalnya tak berguna itu ketika dimainkan ternyata menghasilkan perpaduan musik yang indah dan enak di telinga.
Baca Juga: Perwakilan IDI Boyolali Datangi Ketua DPRD, Ini Tujuannya
Meski usia tak lagi muda, mereka tetap enerjik dan cekatan memainkan alat musik barang bekas.
Niniek dan teman temannya itu mengaku t yang mereka lakukan dalam bermusik dari barang bekas menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi lansia, selain tetap melatih ketrampilan juga membina kekompakan, keguyuban dan silaturahmi.
Baca Juga: Tolak Omnibus Law RUU Kesehatan, Dokter dan Profesional Kesehatan ke DPRD Karanganyar
Mereka meneguhkan 4G sebagai motto mereka yakni gayeng, guyub, guno, dan gemari yang artinya menyenangkan, kompak, bermanfaat dan saling menyayangi.
Mereka pernah tampil di Solo Car Free day beberapa waktu lalu dan atensi masyarakat cukup membuat para wanita paruh baya yang masih terlihat bugar ini terharu. **
Artikel Terkait
Diduga Peras Pengusaha Semarang Rp10 Miliar, Jaksa Kejati Jateng Diperiksa Kejagung
Misteri Situs Watu Genuk, Lakukan Meditasi Temukan Kedamaian
Jenazah Ayah dan Anak di Cijedil Ditemukan, Korban Gempa Cianjur Jadi 323 Orang
Menakar Peluang dan Skenario Spanyol, Jepang, Kosta Rika dan Jerman Lolos 16 Besar dari Grup E
93 Hektar Lahan Pertanian di Boyolali Diterjang Proyek Tol Solo-Jogja
BMKG Pastikan Kondisi Aman, BNPB Izinkan Pengungsi Cianjur Pulang
Perkumpulan DAPM Plupuh Sragen Gugat PP No 11 Tahun 2021 ke Mahkamah Agung