suaramerdeka-solo.com – Eskalasi kekerangan antargeng di Haiti kian meningkat. Bentrokan antargeng penguasa jalanan di Haiti telah menewaskan lebih dari 50 orang.
Geng-geng saling berhadapan menggunakan senjata tajam dan senjata api. Sejak Jumat, 8 Juli 2022, lebih dari 50 orang tewas dan mayatnya bergelimpangan di jalanan.
Pertempuran antargeng terjadi di dekat ibu kota Haiti, Port Au Prince.
Baca Juga: Perusahaan Korea Jadi Korban Mafia Tanah, Polisi Tangkap 2 Tersangka
Wali Kota setempat mengkonfirmasi situasi genting tersebut, Senin, 11 Juli 2022. Selain korban tewas, lebih dari 100 orang terluka.
Baku tembak antargeng juga dilaporkan terjadi di wilayah pinggiran Haiti, Cite Soleil.
Wali Kota Cite Soleil, Joel Janeus mengatakan, tembakan melukai 50 orang tak berdosa dan saat ini kondisinya kritis.
Menurut Jeneus, dilansir dari pikiran-rakyat.com yang mengutip reuter, orang-orang berjongkok selama penembakan.
Baca Juga: Kajari Surakarta Bidik Para Pelaku Kasus Mafia Tanah
Peluru menembus atap rumah dan membunuh warga. Orang-orang yang mencoba melarikan diri juga terkena peluru.
Menurut surat kabar Haiti, Le Nouveliste, geng-geng yang terlibat pertempuran juga memblokir akses ke terminal bahan bakar Varreux milik konglomerat Haiti, West Indies Group.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan terkait kasus blokade. Begitu juga belum ada tanggapan dari Kantor Perdana Menteri Ariel Henry, terkait kekacauan yang saat ini masih sangat panas.
Baca Juga: Tersangka Tembak Shinzo Abe dengan Pistol Rakitan Sendiri
kekerasan tersebut merupakan hasil dari konfrontasi antara geng G9 dan GPEP.
kekerasan antargeng mengalami peningkatan, sejak Presiden Jovenel Moise terbunuh setahun lalu.
Artikel Terkait
Viral, Shalat Tarawih Pertama Di Times Square New York
Miss Estonia Hina Polisi Bali Lewat Unggahan Medsos. Ini yang Kemudian Terjadi
Jokowi Tawari Presiden Ukraina untuk Bawa Pesan Ke Putin
Pidato, Mantan Perdana Menteri Jepang Ditembak di Dadanya
Kekasih Presiden Rusia Vladimir Putin Hamil?