BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) di wilayah Boyolali, kembali tertutup tanah longsor.
Kali ini longsor terjadi di ruas Dukuh Jarak Kidul, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, Kamis (2/3) petang.
Tak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa longsor di kawasan lereng Merapi Merbabu itu, namun jalan provinsi itu hanya bisa dilalui satu kendaraan secara bergantian.
Baca Juga: Awas! Bahu Jalan Jalur SSB di Jurang Grawah, Cepogo, Longsor!
Kades Jrakah Kecamatan Selo, Tumar sempat melaporkan kondisi wilayahnya itu melalui sebuah video yang diunggah di medsos.
Disebutkan bahwa material tanah setebal 2 meteran menutupi seluruh badan jalan.
"Lebar longsoran mencapai 9 meter," ungkapnya.
Dia juga meminta pengendara untuk putar arah melalui jalur alternatif. Yaitu, melintasi jalan desa di Dukuh Kajor dan Dukuh Sepi.
Baca Juga: Usai Wisata di Cepogo, Bus Wisata asal Kendal Terbakar di Jalur SSB
Pihaknya juga langsung menyampaikan kondisi tersebut kepada para relawan.
Begitu menerima informasi tersebut, tim relawan langsung bergerak cepat membuka jalur. Mereka berusaha membersihkan tanah longsoran yang menutup jalan.
"Untuk sementara, malam ini, jalan sudah bisa dilalui walaupun harus bergantian," kata Maryadi, salah satu relawan Selo.
Baca Juga: Dua Rumah di Sragen Diterjang Longsor, Permukiman Ratusan Warga Tergenang Banjir
Senada, KBO Reskrim Polres Boyolali yang memantau kondisi tersebut, mengungkapkan hal senada.
"Sudah bisa dilewati, namun pengendara harus hati- hati," ujarnya.**
Artikel Terkait
Rumah Warga di Desa Seboto, Gladagsari Diterjang Longsor
Jalan Tembus Tawangmangu-Magetan Rawan Longsor, Pengguna Jalan Harus Ekstrawaspada
Bencana di Boyolali. Jembatan di Kecamatan Tamansari Ambrol, Jalan di Desa Canden Longsor
Sibuk Siapkan Berkas Karena Sekda Sragen Akan Bantu Pembangunan Mushala, Ternyata Hoaks!
Final Four Proliga 2023: Menang di Semarang, Bhayangkara Bangkit dari Keterpurukan
Mangkunegara X Beberkan Alasan Pemberian Gelar Kanjeng Pangeran Haryo untuk Gibran
Kanjeng Pangeran Haryo, Gelar Tertinggi di Luar Keturunan Raja Mangkunegaran. Kini Gibran Memilikinya