PURWOKERTO, suaramerdeka-solo.com - Apa yang dilakukan dua santriwati di wilayah Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah tidak patut ditiru.
Bagaimana tidak, mereka mengaku menjadi korban penculikan dan pemerkosaan. Padahal mereka kabur dari pondok karena tidak betah mondok. Mereka adalah H (14) dan R (14).
Dua santriwati itu kabur ke Wangon dengan cara naik bus. Mereka mengaku menjadi korban penculikan saat mereka sedang membeli jajan di belakang pondok pesantren mereka yang berada di wilayah Kecamatan Kebasen.
Baca Juga: PLTSa Putri Cempa Dioperasikan Bertahap Mulai April-Desember 2022
Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu melalui Kasat Reskrim Kompol Berry ST mengatakan, kebohongan dua santriwati itu terungkap setelah mereka dimintai keterangan petugas.
Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polresta Banyumas yang menangani perkara ini melakukan pendekatan dan konseling.
Dari sana petugas mengungkap kebohongan dua orang santriwati yang mengaku menjadi korban penculikan dan pemerkosaan lalu dibuang di wilayah Kecamatan Wangon, Jumat 21 Januari 2022.
Baca Juga: Penyelundupan Narkoba di Lapas Wonogiri Terungkap. Ternyata Ini Pelakunya
"Keduanya kabur lewat pintu belakang pondok dan naik bus menuju Wangon. Mereka kabur karena tidak betah," ungkapnya dilansir dari suaramerdeka-banyumas.com.
Menurut Kasat Reskrim Polresta Banyumas sebelumnya, santriwati berinisial H (14) dan R (14) mengaku menjadi korban penculikan saat mereka sedang membeli jajan di belakang pondok pesantren mereka yang berada di wilayah Kecamatan Kebasen.
Atas informasi tersebut, kata Berry, Unit PPA Satreskrim Polresta Banyumas melakukan penyelidikan. Bahkan pihak keluarga kedua santriwati itu pun sudah sempat mengadukan kejadian ke Polsek Wangon.
Baca Juga: 1.000 Lampion Dipasang di Kawasan Pasar Gede Solo, Boleh Swafoto Tapi ...
"Setelah dilakukan pendekatan dan konseling oleh Kanit PPA Sat Reskrim Polresta Banyumas Ipda Metri Zul Utami, kedua santriwati tersebut akhirnya mengakui mereka hanya kabur karena tak betah di pesantren. Sehingga dapat dipastikan, kabar penculikan dan pemerkosaan dua orang santriwati merupakan perkataan bohong," ucapnya.
Namun setelah terungkap latar belakang yang sesungguhnya, pihak kepolisian menyerahkan permasalahan kedua santriwati kepada pihak keluarga, menimbang mereka masih di bawah umur.**
Sumber: suaramerdeka-banyumas.com
Artikel Terkait
R, Warga Simo yang Lapor Jadi Korban Perkosaan, Ternyata Bohong. Sempat Dulang-dulangan Cilok
GWS Bakal Diperiksa Penyidik Polda Jateng
R Merasa Diteror. Pintu Rumah Digedor Orang Tak Dikenal Pada Malam Hari