BPS Jateng Sebut Pertanian Jadi Penyelamat Ekonomi Indonesia saat Pandemi

- Rabu, 21 Desember 2022 | 19:21 WIB
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Adhi Wiriana, membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Sosialisasi Sensus Pertanian (ST) 2023 Provinsi Jateng di Hotel The Sunan Solo, Rabu (21/12/2022).  (SMSolo/Agustinus Ariawan)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Adhi Wiriana, membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Sosialisasi Sensus Pertanian (ST) 2023 Provinsi Jateng di Hotel The Sunan Solo, Rabu (21/12/2022). (SMSolo/Agustinus Ariawan)

SOLO, suaramerdeka-solo.com - Sektor pertanian menjadi salah salah satu katup pengaman ekonomi selama pandemi Covid-19. Tak hanya tumbuh, pertanian juga mampu menghambat kemerosotan ekonomi Indonesia.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Adhi Wiriana menyampaikan hal itu, saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Sosialisasi Sensus pertanian (ST) 2023 Provinsi Jateng di The Sunan Hotel Solo, Rabu (21/12/2022).

“Pada saat sebagian sektor lain tumbuh negatif, pertanian tetap tumbuh positif 13,28 persen. Ini memberikan kontribusi dalam menghambat kemerosotan ekonomi Indonesia, yang secara keseluruhan pada tahun 2020 tumbuh negatif,” kata Adhi Wiriana.

Baca Juga: 93 Hektar Lahan Pertanian di Boyolali Diterjang Proyek Tol Solo-Jogja

Adhi menyebut, pertanian juga menampung tenaga kerja korban PHK dari sektor lain, serta menambah jumlah angkatan kerja baru.

pertanian menjadi tumpuan bagi low skilled labours dan bantalan ketenagakerjaan selama pandemi. Serapan tenaga kerja di sektor pertanian tertinggi dibandingkan dengan sektor lainnya, sekitar 29,96 persen pada Februari 2022.”

Merujuk data BPS, ekspor produk pertanian dan olahannya merupakan penyumbang utama surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada masa pandemi (68 persen pada 2020 dan 65 persen pada 2021).

Baca Juga: 127 Alat Mesin Pertanian Diserahkan kepada Petani Wonogiri

Untuk konteks Jateng, pertanian memberikan sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 9,07 persen pada 2021.

pertanian juga menjadi penyumbang kedua tertinggi setelah sektor industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2021 sebesar 13,86 persen,” jelas dia.

Besarnya potensi pertanian di Jateng tersebut, kata Adhi, menjadi sasaran ST 2023 yang dijadwalkan berlangsung 1-31 Mei 2023.

Baca Juga: DPRD Sukoharjo Minta Dinas Pertanian Genjot Potensi Penghasil PAD

“Sensus ini adalah sensus ketujuh, yang dilakukan setiap 10 tahun sejak 1963. Tujuannya memotret perubahan struktur pertanian, serta menyediakan kerangka sampel dan data sebagai benchmark dan rekonsiliasi statistik pertanian,” urai Adhi.**

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X