YOGYAKARTA, suaramerdeka-solo.com - Pokja Genetik UGM menyebut, varian Delta Plus atau AY.4.2 belum ada bukti lebih ganas atau lebih menular.
Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, dr. Gunadi, Sp.BA., Ph.D., mengatakan varian Delta Plus atau AY.4.2 merupakan hasil mutasi alamiah yang terjadi pada virus termasuk SARS-CoV-2. Namun demikian, hasil mutasi tidak selalu lebih berbahaya.
"Sekali lagi AY.4.2 belum ada bukti yang menunjukkan lebih ganas ya ataupun lebih mudah menular dibandingkan varian induknya, varian Delta (B.1.617.2),” kata Gunadi, Senin (15/11).
Baca Juga: Max Sopacua, Eks Politisi Partai Demokrat Meninggal Dunia
Gunadi menyebutkan sampai saat ini belum ada bukti riset soal tingkat keganasan varian ini lebih berbahaya dari dari varian Delta.
"Otoritas Kesehatan Inggris juga baru menggolongkannya menjadi Variant Under Investigation, belum VOI ataupun VOC,”paparnya.
Meski varian ini berasal dari Inggris dan saat ini sudah terdeteksi di Malaysia, menurutnya pemerintah tetap harus memperketat perbatasan untuk mengantisipasi masuknya setiap varian baru.
Baca Juga: Prancis Kubur Asa Finlandia ke Fase Playoff Kualifikasi Piala Dunia 2022
"Sebetulnya pencegahan penyebaran varian apapun termasuk AY.4.2 sama. Mestinya pemerintah sudah antisipasi termasuk terkait perbatasan antar negara,” tegasnya.
Soal kenaikan lonjakan penularan kasus Covid-19 di Inggris belakangan ini menurutnya belum tentu disebabkan oleh varian tersebut. Sebab, kenaikan penularan juga dipicu oleh longgarnya penerapan pembatasan dan protokol kesehatan.
Artikel Terkait
Jack Harun, Mantan Napiter Ikuti Vaksinasi Covid-19 di Polres Sukoharjo
Usai Dihentikan Akibat Covid-19, PTM Terbatas di Kota Solo Siap Digelar Kembali
Positif Covid-19 di Klaten Tinggal 8 Orang, Masyarakat Harus Tetap Waspada dan Disiplin
Operasi Zebra Candi 2021, Polresta Surakarta Fokus Tekan Laka dan Antisipasi Gelombang Tiga Covid-19