SOLO, suaramerdeka-solo.com - Ritual di Pantai Payangan Jember yang berujung 11 orang tewas, mesti menjadi pelajaran. Khususnya agar semua pihak memahami mitigasi bencana khususnya atas fenomena rip current.
Apa itu 'rip current" berikut penjelasannya.
Berdasarkan BMKG "rip current" adalah arus kuat dari air laut yang bergerak menjauh dari pantai. Mereka bahkan dapat menyapu perenang terkuat sekalipun ke laut.
Baca Juga: Lagi-lagi Miras Oplosan Merenggut Nyawa di Jepara
Penyebab dari "rip current karena adanya pertemuan ombak yang sejajar dengan garis pantai sehingga menyebabkan terjadinya arus balik dengan kecepatan arus yang tinggi.
Kecepatan arusnya bervariasi tergantung pada gelombang pasang surut dan bentuk pantai. Rip current telah diukur kecepatannya dapat melebihi 2m/detik.
Sehingga tentu saja sangat amat berbahaya bagi pengunjung pantai.
"Musibah di Pantai Payangan Jember yang menyebabkan sebanyak 11 orang meninggal dunia ssat kegiatan ritual memberi pelajaran penting bagi kita semua akan pentingnya mitigasi bencana "rip current", kata Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dilansir dari akun twitter pribadinya.
Baca Juga: Mayoritas Sekolah di Solo Sudah Terapkan PTM Hybrid
Menurut Daryono, jika diperhatikan, morfologi Pantai Payangan Jember yang berbentuk teluk, diduga kuat musibah yang terjadi sangat mungkin diakibatkan "rip current.
Artikel Terkait
11 Orang Tewas Dalam Ritual di Pantai Payangan Jember
Polisi Selidiki Ritual Maut di Pantai Payangan yang Tewaskan 11 Orang
Empat Fakta Keganasan Pantai Payangan Jember