Curhat Tenteng Kamera Profesional ke Tamansari Yogyakarta, Disuruh Bayar Lebih, Viral!

YOGYAKARTA, suaramerdeka-solo.com - Gegara menenteng kamera standar photografer alais kamera profesional, pengunjung di Tamansari Yogyakarta diminta membayar biaya tertentu oleh orang di sekitar lokasi.

Kisah tersebut viral di media sosial. Dikutip dari akun Facebook Pecinta Obyek Wisata Yogyakarta, akun Destanta menuliskan curhatan temannya saat berkunjung ke obyek wisata Taman sari, Yogyakarta.

"Sedikit curhatan dari teman saya lur..Harus membayar tarif foto sejumlah 250 jika makek kamera pro di tamansari.

Baca Juga: Presiden Jokowi Pimpin Penyatuan Tanah dan Air Nusantara di Titik Nol IKN

"Sek tahu nang taman sari bawa kamera ngalami kayak teman saya nggak ya..Atau mungkin ada pencerahan dari pihak pengelola..trimakasih sekali nuwun#salampowy," tulisnya.

Dalam FB tersebut, disertakan sebuah foto dan tulisan yang berisi curhatan. Dalam tulisan itu dijelaskan, saat itu pemilik kamera profesional itu diajak wisata dengan keluarga untuk mengabadikan perjalanan mereka. Karena itu dia membawa kamera dan lensanya (gear).

Baca Juga: Proyek Lagu Wonderland Indonesia Disuntik Dana Doni Salmanan, Alffy Rev Terseret?

Saat itu ada yang menghentikannya agar membayar tarif foto sesion, karena melihat kamera yang dibawa sekelas photografer bukan orang biasa.

Meski sudah dijelaskan bahwa dia bukan photografer dan tidak menjual belikan hasil foto tetapi hanya sekedar foto keluarga saja, mereka tidak mau menerima penjelasan itu dan menyuruh keluar.

Padahal kamera sudah mau diserahkan ke orang tersebut dan akan melanjutkan dengan foto dari kamera hp. Dari pantauan suaramerdeka-solo, Senin, 14 Maret 2022, curhatan ini mendapat ratusan tanggapan serta 812 komentar dan 21 kalli dibagikan.

Baca Juga: Viral Turis Foto di Tugu Yogya Hampir Ketabrak, Pemkot Yogyakarta Geram

Salah satu akun Eko Setyawan yang mengaku adalah orang yang bersangkutan mengatakan kejadiannya di kolom komentar.

"Kebetulan saya yang bersangkutan. Waktu itu bersamaan dengan saya banyak juga pengunjung yg memakai kamera dslr, dan mereka jg dibiarkan begitu saja. Sedangkan saya sama-sama menggunakan dslr tetap tidak diizinkan hanya dg membyar 3000. Dg dalih mereka katanya saya fotografer bkn wisatawan biasa," tulis Eko.

Selain itu, mereka juga mempemasalahkan kostum yang dipakai keluarganya.

"Mereka bilang itu konseptual, pdhal ya cuma sewajarnya ora berlibur aja menurut saya, gadak ada yng berlebihan," tambahnya. **