Reog Ramaikan Alun-alun Wonogiri. Desak UNESCO Agar Reog Ponorogo Jadi Warisan Budaya

- Selasa, 12 April 2022 | 23:01 WIB
Para seniman menampilkan tarian bujang ganong saat Orasi Reog Ponorogo Milik Indonesia di Alun-alun Kabupaten Wonogiri, Selasa (12/4/2022).  (SMSolo/Khalid Yogi)
Para seniman menampilkan tarian bujang ganong saat Orasi Reog Ponorogo Milik Indonesia di Alun-alun Kabupaten Wonogiri, Selasa (12/4/2022). (SMSolo/Khalid Yogi)

Wonogiri, suaramerdeka-solo.com - Ratusan seniman Reog menggelar unjuk kekuatan di alun-alun Kabupaten Wonogiri, Selasa (12/4/2022).

Puluhan grup kesenian tersebut unjuk kebolehan, disaksikan ribuan masyarakat yang memadati alun-alun.

Mereka mendesak agar kesenian asli Indonesia itu segera didaftarkan ke United d Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menjadi salah satu warisan budaya dunia.

Baca Juga: Protes Klaim Malaysia, Seniman Reog Karanganyar Gelar Aksi Bareng

Koordinator aksi Heri Gatot Purwanto mengatakan, para pelaku seni memiliki tugas melestarikan Reog yang merupakan budaya asli Indonesia.

Jika sampai diklaim sebagai budaya negara lain, harga diri Indonesia serasa direndahkan.

Karena itu, aksi tersebut dilakukan sebagai wujud kebersamaan dan kecintaan para pelaku seni terhadap Reog.

Para seniman dan seniwati Reog Ponorogo tergerak untuk ikut melestarikan sekaligus menunjukkan kepada dunia, bahwa Reog adalah kesenian asli Indonesia.

Baca Juga: Jamu, Masuk Nominasi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Sidang Verifikasi di Sukoharjo

Sementara itu, Joko Purnomo, tokoh Wonogiri sekaligus pemilik grup kesenian Reog Gembong Surojoyo Bulusulur mengatakan, aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap klaim Malaysia yang hendak mendaftarkan Reog ke UNESCO.

Dia mendesak pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk mendaftarkan kesenian Reog ke UNESCO.

Peserta aksi tersebut tidak hanya berasal dari Wonogiri, namun juga ada seniman Reog dari kota/kabupaten tetangga, seperti Pacitan, Karanganyar, Solo dan Sukoharjo.

Baca Juga: 11 Bahasa Daerah di Indonesia Dinyatakan Punah. Unesco Mencatat Tiap Pekan Satu Bahasa Daerah Hilang

"Kemarin yang menyatakan siap bergabung ada 29 paguyuban. Tetapi hari ini ternyata banyak paguyuban lain yang ikut bergabung," imbuhnya.*

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X