Pentolan Khilafatul Muslimin Ditangkap, Bagaimana Pola Pergerakan Khilafatul Muslimin? Ini Kata BNPT

- Rabu, 8 Juni 2022 | 17:05 WIB
Abdul Qadir Baraja, Pimpinan Khilafatul Muslimin
Abdul Qadir Baraja, Pimpinan Khilafatul Muslimin

JAKARTA, suaramerdeka-solo.com - Kelompok Khilafatul Muslimin belakangan menjadi perbincangan masyarakat. Bahkan pentolannya Abdul Qadir Baraja sudah ditangkap.

Lalu bagaimana pola kelompok ini menurut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)?

BNPT menyebutkan, Kelompok Khilafatul Muslimin menyebarkan ideologi khilafah.

Baca Juga: Rencana Kenaikan Tarif ke Candi Borobudur Rp750 Ribu Ditunda

"Pola penyebaran ideologi khilafah yang dilakukan Khilafatul Muslimin itu disebarkan dengan berbagai cara. Antara lain berkedok pengajian atau dakwah," kata Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Polisi R. Ahmad Nurwakhid dilansir dari Antara.

Terkait dengan penyebarna ideologinya, BNPT menyebut ideologi yang bertentangan dengan Pancasila tersebut juga disebarkan melalui kampanye terbuka.

Termasuk di antaranya konvoi, penyebaran buletin rutin setiap bulan, dan melalui internet.

Baca Juga: Namanya Loso Tetapi Foto Dipaspor Perempuan, Keberangkatan Haji Tertunda

Dari berbagai pola tersebut, ujar dia, diketahui bahwa Khilafatul Muslimin memiliki agenda terselubung untuk mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi khilafah.

Mantan Kabag Banops Densus 88 itu mengungkapkan Khilafatul Muslimin terbukti tidak terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Baca Juga: Kasus Tewasnya Prajurit asal Solo, Keluarga dan Pengacara Datangi LPSK

Namun, organisasi itu memiliki sebaran cabang yang besar, setidaknya terdapat 23 kantor wilayah dan tiga daulah di Jawa, Sumatera, dan Indonesia Bagian Timur.

Di samping itu, Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja bukan hanya baru kali ini ditangkap melainkan sebelumnya pernah ditangkap dan dihukum dua kali atas keterlibatan yang bersangkutan di jaringan terorisme.

Baca Juga: Hanyut Saat Mencuci Klambu di Bendungan, Kakek Ditemukan Tewas

Pertama pada Januari 1979 terkait Teror Warman dan kedua, yang bersangkutan ditahan atas kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal 1985.

Halaman:

Editor: Heru Susilo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X