Polisi Periksa 15 Saksi Kasus Anak SD Dipaksa Setubuhi Kucing, Apa Kata Presiden Jokowi?

- Minggu, 24 Juli 2022 | 10:52 WIB
Ilustrasi perundungan  (SMSolo/pixabay)
Ilustrasi perundungan (SMSolo/pixabay)

TASIKMALAYA, suaramerdeka-solo.comPolisi telah memeriksa 15 orang saksi dalam kasus tewasnya anak SD akibat depresi, setelah diminta menyetubuhi kucing sambil direkam dan videonya disebar di media sosial.

‘’Kami sudah memeriksa sebanyak 15 orang saksi dalam kasus perundungan di Tasikmalaya,’’ kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo seperti dilansir Antara.

Para saksi yang diperiksa adalah saksi yang melihat insiden dan mendengar cerita tersebut secara langsung.

Baca Juga: Tragis, Bocah SD Depresi Hingga Meninggal Karena Disuruh Setubuhi Kucing Sambil Direkam

Selain mengalami perundungan, FH (11) juga dipaksa teman-temannya untuk menyetubuhi seekor kucing.

Para pelaku merekam video ketika FH menyetubuhi kucing dan videonya disebar di media sosial hingga membuat FH depresi, akhirnya sakit dan meninggal dunia.

Insiden perundungan terhadap siswa SD di Tasikmalaya itu viral dan membuat prihatin banyak kalangan.

Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai memberikan wejangan.

Baca Juga: Bocah SD Meninggal Pasca Direkam Setubuhi Kucing, Alami Tifoid

‘’Saya ingin menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas kejadian di Tasikmalaya. Ini adalah tanggung jawab kita semua,’’ ujar kata Jokowi seperti dikutif dari kanal Youtube Sekretariat Presiden pada 23 Juli 2022.

Presiden mengingatkan agar semua elemen masyarakat memiliki peran untuk mencegah perundungan.

Dia berharap kejadian yang menimpa anak SD di Tasikmalaya tidak terulang lagi.

Baca Juga: Kucing Kesayangan Anda Cacingan? Ini Obat Ampuh yang Bisa Jadi PilihanS

‘’Ini adalah tanggung jawab kita semuanya, tanggung jawab orangtua, tanggung jawab pendidik, tanggung jawab sekolah, tanggung jawab masyarakat agar bullying, perundungan tidak terulang lagi,’’ ujar Jokowi.

F yang merupakan bocah kelas 5 SD di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, menjadi korban bullying dan perundungan sampai meninggal dunia karena menderita depresi.**

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X