‘’Ini melebihi ekspektasi kami, terutama debutan Eneng Paridah yang dapat dua emas dari angkatan terbaik dan total angkatan,” ujar koordinator pelatih para angkat berat Indonesia Coni Ruswanta di Hotel Solo Paragon, Senin malam.
Baca Juga: Dua Kali Pecah Rekor di Peparnas XVI Papua, Lifter Rani: Ini Persembahan untuk Masyarakat Jateng
Rani Puji Astuti meraih emas dengan angkatan terbaik 90 kg di kelas 61 kg. Posisinya disusul Nguyen Thi Thanh Thuy (Vietnam) dengan angkatan 84 dan Somkhon Anon (Thailand) dengan angkatan 83 kg.
“Dapat emas perdana (di APG) rasanya ya sangat senang, sangat bersyukur. Saya memang berharap tahun ini bisa memberikan yang terbaik untuk negeri,” ujar Rani.
Capaian apik itu tidak diikutinya pada nomor total angkatan. Dia hanya merebut medali perak untuk nomor itu. Emas direbut Nguyen Thi Thanh Thuy asal Vietnam.
Baca Juga: Paralympic Tokyo 2020: Hebat! Pecah Telur, Ni Nengah Widiasih Genggam Perak Angkat Berat
Dia mengaku terganggu dengan bahu kanannya yang agak bermasalah. Padahal pada kondisi prima, atlet asal Kudus itu bisa menggangkat beban 100 kg.
Cedera bahu juga mengganggu paralympian Ni Nengah Widiasih meski kemudian meraih dua medali emas, serta memecahkan rekor 41 kg atas namanya sendiri yakni 97 kg.**
Artikel Terkait
Yahya Hernanda, Sarjana Pendidikan yang Pegang Komando Timnas Sepak Bola CP APG 202
Acungkan Keris Buka APG 2022, Wapres: Para Games Adalah Ajang yang Istimewa…
Raih Emas Pertama di Para Bulutangkis, Indonesia Pimpin Klasemen APG 2022
Sepak Bola CP APG 2022: Respek, Thailand Tarik Seorang Pemain Ketika Kamboja Kehabisan Stok
APG 2022: Tundukkan Myanmar, Timnas Sepak Bola CP Indonesia Berada di Puncak