SRAGEN, suaramerdeka-solo.com - Usia tidak lagi muda, namun para Bakul Jamu Gendong yang tergabung dalam Komunitas Jamu Gendong binaan Komunitas Empu untuk Fesyen Berkelanjutan, bersemangat saat mengikuti Upacara HUT ke 77 Kemerdekaan RI, Rabu (17/8/2022).
Puluhan penjual jamu itu secara khidmat mengikuti upacara dengan pembina upacara Leya Cattleya, koordinator Komunitas Empu.
Upacara bendera sederhana itu dihiasi balon warna merah putih halaman rumah Maryati, salah seorang pedagang jamu gendong sekaligus pengurus kelompok Seger Waras di Desa Jurangjero, Karangmalang.
Baca Juga: Warga Desa Harjosari Upacara di Tengah Sawah, Ajak Cinta Lingkungan dan Tanah Air
Para penjual jamu keliling yang sudah belasan hingga puluhan tahun berjualan itu, juga khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya dan semangat bernyanyi Hari Merdeka.
Seusai upacara, mereka yang berasal dari berbagai desa di Kabupaten Sragen, nampak luwes dan tak canggung ketika melakukan fashion show dadakan. Berkebaya, mereka berlenggak-lenggok di catwalk dan menghormat Sang Saka Merah Putih.
Leya Cattleya mengatakan, pihaknya sudah melakukan pendampingan kepada para bakul jamu itu sekitar tiga tahun. Namun baru kali ini, mereka menggelar upacara memperingati HUT Kemerdekaan RI.
Baca Juga: Wajibkan ASN Minum Jamu, Cara Pemkab Sukoharjo Lestarikan Warisan Leluhur dan Angkat Perajin Jamu
“Dengan mengikuti upacara bendera HUT Kemerdekaan, mereka juga tahu punya hak dan tanggung jawab sebagai warga negara. Khususnya berkinerja yang baik sebagai penjual jamu,” kata Leya Cattleya, yang datang dari Jakarta khusus untuk menghadiri upacara bendera itu.
Komunitas Empu untuk Fesyen Berkelanjutan, lanjut Leya mendampingi banyak komunitas jamu gendong. Selain di Sragen, ada pula di Jakarta, Tangerang, Semarang, Temanggung, Yogyakarta, Denpasar, Malang, Batu dan Sumenep. Bahkan ada juga di Ambon, Pulau Buru, Pulau Seram dan Palu.
“Saat ini ada sekitar 340 orang ibu jamu yang tergabung dalam Komunitas Empu. Anggota terus bertambah karena berita tentang kegiatan kami menarik minat dan perhatian mereka,” tutur Leya Catleya.
Baca Juga: Lukisan Mistis Bakul Jamu Karya Ki Djoko Akan Dilelang Rp 10 Miliar. Disumbangkan Untuk Korban Erupsi Semeru
Selain berjualan, para Bakul Jamu Gendong tersebut memiliki banyak kegiatan. Mereka juga belajar tentang ecoenzime, ecoprint, shibori dan lainnya. Serta mengikuti pelatihan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), perguruan tinggi dan perusahaan jamu.
“Para ibu jamu banyak yang mendonasikan jamu kepada tetangga yang isoman. Juga membawa dagangan kue atau roti tetangga mereka untuk dijual,” ungkap Leya.
Warni (68) salah seorang bakul jamu dalam Komunitas Empu mengatakan, banyak kegiatan yang dijalani para bakul jamu selama ini, termasuk meningkatkan kualitas dan higienitas produk.
Baca Juga: Pengait Rusak, Merah Putih Gagal Dikerek dalam Upacara HUT RI di Solo
Artikel Terkait
Sambut HUT Ke-77 Kemerdekaan RI, Warga Perum Hunian Mojosongo Gelar Drama Kolosal Perjuangan
Erick Tohir Tunjuk Raja Pura Mangkunegaran Solo, KGPAA Mangkunegara X Jadi Komisaris PT KAI
HUT Ke 77 Kemerdekaan RI, Mantan Bupati Klaten Main Bulu Tangkis di Rutan
Menyempit Akibat Pembangunan Rel Layang, Tiga Jalan di Simpang Joglo Solo Jadi Searah
182 Narapidana Lapas Klaten Terima Remisi pada HUT Ke77 Kemerdekaan RI