Kerusuhan Arema vs Persebaya, Mahfud MD: Tragedi Kanjuruhan Bukan Bentrok Suporter

suaramerdeka-solo.com - Tragedi berdarah pasca pertandingan Arema Malang vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan yang berujung tewasnya 127 orang benar-benar, menambah sejarah kelam sepak bola tanah air.

Terkait dengan kondisi itu, Menko Polhukam Mahfud MD angkat bicara. Mahfud mengatakan sudah mendpaat informasi dari Kapolri mengenai peristiwa berdarah tersebut.

"Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan juga terus koordinasi dengan aparat dan petugas pemerintah di lapangan. Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya RS bagi par akorban," tulsi Mahfud di intagramnya mohmahfudmd.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan: 127 Orang Tewas pada Kerusuhan Arema vs Persebaya pada BRI Liga 1

Menurut Mahfud, sebenarnya sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misalnya pertandingan dilaksanakan sore bukan malam dan jumlah penonton disesuaikan kapasitas stadion. Yakni 38.000.

"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000," imbuhnya.

Baca Juga: Liga 1 Dihentikan Sepekan Setelah Tragedi Bola Kanjuruhan Tewaskan 127 Orang

Di satu sisi Mahhfud menegaskan bahwa tragedi di Kanjuruhan bukan bentrok antar suporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton.

"Suporter di lapangan hanya Arema. Oleh karena itu para korban meninggal umumnya karena desak-desakan, terinjak-injak, saling himpit serta sesak nafas. Tidak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar suporter," ujar Mahfud.

Baca Juga: Liga Inggris Liverpool Vs Brighton: Dinodai Hattrick Trossard, The Reds Susah Payah Raih Satu Poin