JAKARTA, suaramerdeka-solo.com - Tragedi berdarah Kanjuruhan Malang benar-benar membuat bangsa ini berduka, tidak hanya publik sepakbola.
Bagaimana tidak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat ada 33 anak yang meninggal dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
"Tiga puluh tiga anak meninggal dunia terdiri atas delapan anak perempuan dan 25 anak laki-laki, dengan usia antara empat tahun sampai 17 tahun," kata Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar dikutip dari Antara.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Komentator dan Host BRI Liga 1, Valentino ‘Jebret’ Simanjuntak Mundur
Menurut Nahar, jumlah tersebut merupakan bagian dari 125 korban meninggal dunia berdasarkan data yang dirilis Polri.
Sementara untuk jumlah anak yang dirawat di rumah sakit setempat masih terus dikonfirmasi dan terus dilengkapi datanya.
Baca Juga: Ditahan Kejari Kasus Bumdes, Suyatno Diusulkan Dihentikan Sementara dari Jabatan Kades Berjo
Pihaknya bersama Dinas PPPA Provinsi dan Kabupaten/Kota Malang masih terus berkoordinasi dan berupaya menyediakan data khusus anak yang menjadi korban.
Untuk diketahui, tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan Malang, terjadi pasca pertandingan antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3, pada Sabtu (1/10) malam.
Baca Juga: Video Anggota TNI Menendang Suporter di Kanjuruhan Viral, Panglima TNI Angkat Bicara
Polri menyatakan korban meninggal dalam peristiwa nahas itu mencapai 125 orang. Saat ini Polri sedang melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap kejadian yang membuat ratusan orang meninggal dunia tersebut. **
sumber: ANTARA
Artikel Terkait
Kapolri Sebut Korban meninggal tragedi Kanjuruhan berjumlah 125 orang
Kisah Pilu Bocah Tragedi Kanjuruhan, Pulang Nonton Arema FC, Bocah di Malang Jadi Yatim Piatu
Begini Kronologis Tragedi di Stadion Kanjuruhan dari Aremania yang Selamat
7 Sanksi Mengerikan Menghantui Indonesia Jika Tragedi Kanjuruhan, Jadi Pijakan FIFA Jatuhkan Sanksi
Tragedi Kanjuruhan: Direktur PT LIB, Ketua PSSI Jatim dan 18 Polisi Diperiksa Maraton