Srikandi Sungai dan Kementerian PPPA Latih Fasilitator Perempuan Pelopor Kelestarian Lingkungan

- Jumat, 28 Oktober 2022 | 15:12 WIB
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Lenny N Rosalin didampingi Prof Suratman melihat ecoprint karya SSI Wonosobo.  (SMSolo/Merawati Sunantri)
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Lenny N Rosalin didampingi Prof Suratman melihat ecoprint karya SSI Wonosobo. (SMSolo/Merawati Sunantri)

Klaten, suaramerdeka-solo.comSrikandi Sungai Indonesia (SSI) bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menggelar Pelatihan Fasilitator Perempuan Pelopor Kelestarian Lingkungan, 28-29 Oktober 2022.

Pelatihan di Georium Dunia Desa Bugisan Kecamatan Prambanan, Klaten itu diikuti puluhan peserta perwakilan SSI se-Jawa, yakni dari Klaten, Wonosobo, Pemalang Jawa Tengah, Bantul, Yogyakarta DIY, Tasikmalaya Jawa Barat dan Malang Jawa Timur.

Kegiatan dibuka Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Lenny N Rosalin. Tampak hadir Plt Asisten Deputi PUG Bidang Sosial dan Budaya, Kementerian PPPA Ratih Rachmawati, snisiator SSI Prof Suratman dari UGM dan Ketua SSI Pusat Dr Sri Rahayu Budiani.

Baca Juga: Sekolah Sungai Klaten Gelar Diskusi dengan BBWSBS

Lenny N Rosalin mengapresiasi kegiatan SSI dalam pemanfaatan sampah. Bila pelatihan berhasil, maka berbagai masalah yang dihadapi terkait kelestarian lingkungan dan ekonomi akan bisa teratasi.

‘’Yang dilakukan pasti tak hanya demi kelestarian lingkungan, tapi ada kegiatan ekonomi dengan dampak pada peningkatan kesejahteraan, kalau dagangan laku bisa menyekolahkan anak lebih tinggi dan menurunkan stunting,’’ ujar Lenny.

Bila pendapatan meningkat, maka berbagai masalah seperti adanya pekerja anak, stunting atau gagal tumbuh pada anak, serta kekerasan pada anak dan perempuan juga diharapkan tidak terjadi lagi.

Baca Juga: Gubernur Ganjar Pranowo Ikuti Doa Bersama Untuk Arif 'Ndut' Aktifis Sekolah Sungai

‘’Kalau sudah punya pendapatan, anak jangan disuruh bekerja, biarkan mereka sekolah. Jangan pula mengawinkan anak dibawah umur, biarkan anak-anak menempuh pendidikannya dengan baik,’’ tegas dia.

Prof Suratman menegaskan bahwa peserta pelatihan setelah pulang tugasnya berat, karena pelatihan ini training of trainer (TOT). Jadi peserta harus melatih warga di daerahnya masing-masing.

‘’BIla ToT pengolahan sampah seperti ini diadakan setahun dua kali, maka saya yakin di Indonesia akan rampung dengan masalah plastik dan masalah ekonomi,’’ kata Suratman.

Baca Juga: Warga Desa Harjosari Upacara di Tengah Sawah, Ajak Cinta Lingkungan dan Tanah Air

Sementara itu Ketua SSI Sri Rahayu Budiyani mengatakan, peserta akan mendapatkan pelatihan pemanfaatan minyak jelantah menjadi sabun dan lilin, pembuatan ecobrick untuk mengatasi sampah plastic dan pembuatan ecoprint dengan memanfaatkan sampah daun untuk membuat motif kain.

Usai pembukaan, Deputi KPPPA dan rombongan serta tamu undangan menyaksikan pameran hasil karya pemanfaatan sampah, seperti ecobrick dari Pemalang, pemanfaatan minyak jelantah (mijel) dari SSI Klaten dan hasil ecoprint dari SSI Wonosobo.**

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Mercon Meledak di Magelang. 1 Tewas 11 Rumah Rusak

Senin, 27 Maret 2023 | 10:50 WIB
X