JAKARTA, suaramerdeka-solo.com - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut, penyebab kematian terbesar pasien gangguan ginjal akut pada anak di Indonesia akibat keracunan obat.
Obat yang dimaksud, mengandung senyawa kimia Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang melebihi standar aman (batas maksimal) pada obat.
"Posisi kami di Kemenkes clear, bahwa faktor risiko terbesar dari kejadian gangguan ginjal akut adalah senyawa EG dan DEG yang melebihi standar yang diminum anak-anak," kata Menkes.
Baca Juga: Dugaan Pidana Gagal Ginjal Akut, Bareskrim Usut PT Afi Pharma, BPOM Tangani 2 Perusahaan
Hal itu ditegaskan pada rapat kerja Kemenkes bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, seperti dilansir Antara, Rabu 2 November 2022.
Faktor lain yang memiliki kemungkinan kecil bisa memicu gangguan ginjal akut pada anak adalah adanya infeksi, kelainan genetik, dehidrasi berat atau kehilangan darah.
‘’Kasus gagal ginjal akut di Indonesia selalu terjadi setiap tahun. Tapi karena jumlahnya tidak besar, ini menjadi insiden yang sama seperti penyakit lain," katanya.
Baca Juga: Seluruh Polda Diinstruksikan Kumpulkan Sampel Penderita Gagal Ginjal Akut
Dari laporan Kemenkes sejak awal 2022, kasus gagal ginjal akut terjadi rata-rata satu hingga dua pasien setiap bulan. Namun jumlah kasusnya melonjak pada akhir Agustus 2022 hingga 35 pasien.
"Waktu itu yang meninggal sekitar 50 persen dari jumlah kasus di bulan Agustus hingga September 2022. Kemudian kami mulai bergerak menelusuri kasusnya," ujar Menkes.
Laporan lonjakan kasus, lanjut Budi Gunadi Sadikin, diperoleh Kemenkes dari laporan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta sebagai rujukan nasional untuk pasien ginjal.
Baca Juga: Buntut Kasus Gagal Ginjal Akut, Bareskrim Periksa Dua Perusahaan Farmasi
"Informasi lonjakan mulainya dari RSCM sebagai sistem monitoring kami. Ini mulai tidak wajar, ada kenaikan tinggi. Kami mendapat trigger, begitu ada kejadian serupa di Gambia, Afrika 5 Oktober 2022, penyebabnya keracunan obat," imbuh dia.
Selanjutnya, dilakukan penelusuran penyebab kasus gangguan ginjal akut dimulai dengan menganalisa secara laboratorium patologi terhadap virus dan bakteri. Semuanya memiliki tingkat akurasi berkisar 0-7 persen.
Dari hasil cek darah pasien di Indonesia, 74 persen disebabkan keracunan obat EG dan DEG, sama seperti di Gambia. Lebih dari 50 persen pasien, memiliki kandungan senyawa perusak ginjal itu dalam darahnya.
Artikel Terkait
Seorang Anak Wonogiri Dikabarkan Meninggal karena Gagal Ginjal Akut
Anak Wonogiri yang Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut, Sempat Dirawat 21 Hari di Yogyakarta
Viral, Video Guru Tampar Siswa Diduga di Boyolali. Disdikbud Bakal Klarifikasi
Livoli Divisi Utama 2022: Tim Putri TNI AU dan Bank Jatim Sama-sama Yakin Menang di Final Four
Ini Deretan Motor-motor yang Sudah Disuntik Mati tetapi Jadi Buruan dan Harganya Selangit
Gibran Coret Anggaran Pengadaan Mobil Listrik bagi Pejabat, Menentang Kebijakan Jokowi?