Baca Juga: Putri TNI AU ke Duel Puncak Livoli Divisi Utama 2022, Bank Jatim dan Petrokimia Masih Rebutan
4. Suku Inca Dratan Peru
Suku Inca di daratan Peru percaya bahwa fenomena gerhana bulan terjadi karena ada jaguar yang memakan bulan.
Oleh sebab itu gerhana bulan total yang berwarna merah sering dianggap sebagai darah dari bulan.
Baca Juga: Gerhana Bulan Ternyata Pernah Dijadikan Senjata Ampuh Cristhoper Columbus. Bagiamana Ceritanya?
5. Di Amerika
Di Amerika, Suku Hupa percaya bahwa bulan memiliki 20 hewan peliharaan. Apabila puluhan hewan itu tidak diberi makan, mereka akan menyerang dan terjadilah gerhana itu.
Namun, Suku Luiseno meyakini bahwa gerhana bulan adalah tanda bulan sedang sakit. Untuk memulihkannya, mereka akan bernyanyi.
6. Suku Batamliba, Afrika
Suku Batammaliba dari Afrika meyakini bahwa terjadinya gerhana matahari atau bulan karena keduanya sedang bertengkar di langit sana.
Saat terjadi gerhana cincin, suku Batammaliba kerap melakukan ritual untuk mendamaikan mereka agar cahaya bisa kembali lagi.
Baca Juga: Misteri Embung Kedung Banteng di Lereng Merapi. Juga Disebut Embung Pocong, Ini Penyebabnya
7. Viking dan Tiongkok
Masyarakat Bangsa Tiongkok dan Viking percaya bahwa gerhana adalah tanda kedatangan iblis. Untuk mengusir para iblis, mereka akan berkumpul lalu menggedor panci dan wajan dengan suara keras selama gerhana.
Artikel Terkait
Ini Arti Fenomena Gerhana Bulan Menurut Primbon Jawa
Setelah ''Kebaya Merah'', Kini Beredar Video Syur Lagi. Diperankan Selebgram Bali?
Perundungan Siswi SMAN 1 Sumberlawang Melebar, Orang Tua Lapor ke Polres Sragen
Gerakan Tanam Pisang Cavendish di Musuk: Peningkatan Pajak, Ekonomi, Gizi di Lereng Merapi