BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi dan Bencana Hidrometeorologi pada Periode 21-27 Desember 2022

- Jumat, 23 Desember 2022 | 12:05 WIB
BMKG meminta sejumalh pihak tingkatkan kewaspadaan akan potensi gelombang tinggi dan bencana Hidrometeorologi pada periode Natal. (ilustrasi Pexels)
BMKG meminta sejumalh pihak tingkatkan kewaspadaan akan potensi gelombang tinggi dan bencana Hidrometeorologi pada periode Natal. (ilustrasi Pexels)

JAKARTA, suaramerdeka-solo.com - Selain potensi terjadinya hujan lebat hingga sangat lebat pada periode Natal dan Tahun Baru, BMKG juga mengingatkan potensi terjadinya gelombang tinggi.

Kepala BMKG Dwikorita menuturkan, selain hujan lebat kompleksnya dinamika atmosfer berpotensi mengakibatkan gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia pada periode tanggal 21 - 27 Desember 2022.

Adapun wilayah perairan Indonesia yang perlu diwaspadai dengan kategori Tinggi Gelombang 2.5 - 4.0 M yakni, Selat Malaka Bagian Utara, Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Nias, Perairan Kep. Mentawai.

Baca Juga: Waspada! Periode Natal dan Tahun Baru, BMKG Perkirakan Sejumlah Wilayah Diguyur Hujan Lebat, Termasuk Jateng

Perairan Barat Enggano Hingga Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatera, Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa Hingga NTB, Samudra Hindia Selatan Banten, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur Hingga Ntb, Perairan Anambas - Natuna.

Perairan Subi - Serasan, Laut Jawa Bagian Tengah Dan Timur, Laut Sulawesi Bagain Tengah Dan Timur, Perairan Utara Sulawesi, Perairan Kep. Sitaro Bagian Barat, Perairan Kep. Sangihe Dan Talaud, Samudra Pasifik Utara Halmahera Hingga Papua Barat.

Baca Juga: Hari Ini Telah Diterapkan, Pergerakan Truk dan Angkutan Barang Dibatasi Selama Nataru

Sedangkan Kategori Tinggi Gelombang 4.0 - 6.0 M yakni, Laut Natuna Utara, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat Dan Tengah.

Dengan adanya prakiraan cuaca tersebut, Dwikorita meminta masyarakat untuk terus memonitor informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.

Menurutnya, risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi sangat besar terjadi.

Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Kamboja di Piala AFF

"Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan dalam menghadapi risiko terjadinya bencana hidrometeorologi. Dahan dan ranting pohon yang rapuh harus dipangkas serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang," ujarnya.

Pemerintah Daerah, kata Dwikorita, perlu lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.

Selain itu, Pemerintah Daerah juga harus memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Baca Juga: Gubernur Jawa Timur Sebutkan Tidak Ada Dokumennya yang Dibawa Penyidik KPK

Halaman:

Editor: Heru Susilo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X