Tiga Ketua NPCI Kota/Kabupaten Berbagi Suka Duka: Jangan Pernah Lelah Berinteraksi Demi Prestasi

- Jumat, 24 Februari 2023 | 14:09 WIB
Tiga Ketua NPCI Kota/Kabupaten, yakni Sunar (Grobogan), Bangun Sugito (Solo) dan Sri Mulyo (Klaten) berbagi pengalaman dalam pelatihan pelatih yang digelar NPCI Jateng di Hotel Grand HAP, Jumat (24/2).  (SMSolo/Setyo Wiyono)
Tiga Ketua NPCI Kota/Kabupaten, yakni Sunar (Grobogan), Bangun Sugito (Solo) dan Sri Mulyo (Klaten) berbagi pengalaman dalam pelatihan pelatih yang digelar NPCI Jateng di Hotel Grand HAP, Jumat (24/2). (SMSolo/Setyo Wiyono)

SOLO, suaramerdeka-solo.com - Tiga Ketua Pengcab National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) berbagi pengalaman dalam melakukan pembinaan olahraga disabilitas di kota atau kabupatennya masing-masing.

Ketiganya, Ketua NPCI Grobogan Sunar, Ketua NPCI Solo Bangun Sugito dan Ketua NPCI Klaten Sri Mulyo mengungkap suka-duka dalam menjaring, mencetak dan membina atlet disabilitas berprestasi pada pembekalan pelatih pembinaan jangka panjang (PJP) di Hotel Grand HAP Solo, Jumat (24/2).

Pembekalan itu diikuti 20 pelatih yang direkrut NPCI Jateng, serta segera diterjunkan ke 11 kota/kabupaten dalam rangka membantu peningkatan prestasi di daerah-daerah itu.

Baca Juga: NPCI Jateng Bekali 20 Calon Pelatih PJP yang Diterjunkan ke Kota/Kabupaten

Menurut Bangun Sugito, seluruh NPCI kota/kabupaten harus bersinergi antara pengurus, pelatih dan atlet, serta calon-calon atlet.

Dia menyarankan, ada data base pelatih, atlet, cabang olahraga dan prestasinya. Selanjutnya, disertai dokumentasi pendukung seperti foto, disampaikan ke pemerintah kota atau kabupaten masing-masing.

''Kalau belum ada respons, lakukan lagi. Bisa mengadakan sosialisasi atau kejuaraan kecil-kecil, dokumentasikan dan laporkan ke Dispora. Lakukan lagi kalau belum ada respons, sehingga akhirnya mendapatkan perhatian dari pemangku kebijakan,'' ujar dia.

Baca Juga: 20 Pelatih PJP NPCI Jateng Segera Diterjunkan. Ini Daftar Nama dan Daerah Tugasnya

Dia mengungkapkan, sebelum mendapatkan dana rutin seperti organisasi olahraga lainnya, dulu NPCI Solo juga melakukan hal-hal seperti itu.

"Yang jelas, jangan pernah lelah untuk berinteraksi dengan siapapun, termasuk pemerintah dan masyarakat luas. Sosialisasikan juga NPCI biar dapat lebih dikenal sebagai organisasi olahraga prestasi disabilitas,'' tandasnya.

Hal senada disampaikan Sunar dan Sri Mulyo pada sesi yang dipandu Sekretaris NPCI Jateng, Prayitno itu. Menurut Sunar, pihaknya terlus menggencarkan sosialisasi hingga ke tingkat desa, serta kolaborasi dengan sekolah inklusi, KONI, KKO dan Kormi demi bersinergi dalam olahraga.

Baca Juga: Proliga 2023: Duel Sengit, STIN BIN Menang Dramatis atas Bhayangkara di Final Four

"Ketika awal membina atlet, dulu ada juga selalu rokok dan minta makan, seusai latihan. Tapi lama-lama, sekarang tidak ada lagi bibit atlet yang seperti itu,'' ujar Sunar.

Sedangkan Sri Mulyo antara lain memaparkan langkahnya untuk menyosialisasikan sekaligus menjaring bibit-bibit atlet disabilitas.

''Kami gelar Peparkab NPCI pada 2019 dengan tiga cabang olahraga. Pesertanya dari masing-masing kecamatan. Alhamdulillah dari target 26 kecamatan, ada 24 kecamatan di Klaten yang ikut,'' ungkapnya.

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X