SOLO, suaramerdeka-solo.com – Peluang baru terbuka di kalangan olahraga, yakni menjadi pelatih, wasit dan juri profesional.
Asisten Deputi Bidang Peningkatan tenaga dan Olahraga Keolahragaan Kemenpora, Dr Herman Chaniago menyebut peluang sebagai pelatih, wasit dan juri profesional kini sangat terbuka, seiring dengan kebutuhan di masing-masing cabang olahraga.
Apalagi saat ini bermunculan permintaan pelatih yang diajukan beberapa negara lain ke Kemenpora.
Baca Juga: PON XX Papua: Ekshibisi Kick Boxing, Mahasiswa UTP Raih Emas untuk Jateng
‘’Permintaan pelatih dari negara lain cukup banyak di antaranya pada cabang-cabang beladiri, bulutangkis dan lain-lain. Ini kan peluang terbuka, tentu saja bagi pelatih profesional,’’ kata Herman Chaniago sebagai narasumber daring, Kamis (30/9/2021).
Herman Chaniago menjelaskan hal itu pada workshop Kerja Sama Keolahragaan dengan Stakeholder untuk kemajuan Olahraga Indonesia yang digelar Fakultas Keolahragaan (FKor) UNS Surakarta di UNS Inn.
Selain Herman, narasumber lain yakni Ketua Umum Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia (Isori) Jateng Dr Andry Akhiruyanto MPd dan peserta workshop hadir secara fisik dengan prokes ketat di ballroom UNS Inn.
Baca Juga: PON XX Papua: Target Awal Ke Duel Final, Ini Dia Daftar Atlet Tim Voli Indoor Jateng
Menurut Herman, Kemenpora siap mendukung sertifikasi para wasit dan pelatih sebagai tenaga profesioal, namun untuk level nasional dan internasional.
Sedangkan sertifikasi untuk level provinsi dan daerah-daerah, menurutnya bisa dilakukan bekerja sama dengan Dispora provinsi atau kabupaten/kota, serta Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia (Isori) di masing-masing tingkatannya.
‘’Peningkatan juga terjadi pada permintaan tenaga wasit. Pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, hanya ada seorang wasit dari Indonesia, yakni di cabang taekwondo. Tapi pada Olimpiade Tokyo 2020, ada enam orang wasit dari Indonesia,’’ jelas dia.
Baca Juga: Anggaran Pemeliharaan Irigasi Wonogiri Tahun 2022 Terjun Bebas. Hanya Rp 50 Juta
Sementara itu narasumber Andry Akhiruyanto mengakui, Isori yang sudah berusia 52 tahun belum begitu dirasakan eksistensinya di masyarakat olahraga. Padahal Isori juga punya peran sama, untuk penguatan olahraga di Indonesia.
‘’Maka peran Isori Jateng akan kami tingkatkan, terutama melalui penguatan Iptek bagi olahraga. Sebab, atlet muncul bukan hanya secara alamiah, tetapi juga bisa dicetak secara ilmiah,’’ kata Andry.
Workshop itu dihadiri antara lain Ketua-Ketua KONI Solo Raya dan pengurus sejumlah cabang olahraga.
Baca Juga: Kabar Gembira! Jalur Pendakian Gunung Merbabu Segera Dibuka
Artikel Terkait
Sembilan Atlet UNS Perkuat Jateng di PON XX Papua, Rektor: Gratis Kuliah Bagi Peraih Medali
Varian Baru Covid-19 Mengancam, Jubir Satgas Covid RS UNS: Prokes dan Vaksinasi Tetap Andalan
Dewan Profesor UNS Ajak Bahas Astha Brata untuk Kepemimpinan Masa Depan
Jika PPKM di Solo Turun Level, PTM UNS Surakarta akan Diperluas
Perkuliahan Tatap Muka di UNS Diapresiasi Epidemiolog asal Griffith University Australia