‘’Dulu awal tahun 2000-an menjelang PON, Mbah Gik pernah dirawat di RS karena sakit. Di tengah-tengah opname, dia mencuri waktu keluar RS untuk memperjuangkan lampu lapangan panahan agar atlet PON bisa berlatih malam hari,’’ kata pengurus KONI Klaten, M Sunantri.
Baca Juga: Atlet Panahan Gagal Menuju Paralympic Games Tokyo 2021
Tak heran bila pada masanya, Pemanah Klaten selalu berjaya baik di Popda Jateng maupun di arena PON.
Banyak daerah lain yang melirik atlet Klaten untuk diboyong. Makanya, banyak atlet kota lain dan provinsi lain yang asalnya dari Bonyokan.
‘’Makanya kalau pas mengikuti kejuaraan nasional, banyak atlet-atlet asal Bonyokan yang ikut. Mereka seperti reuni, karena mereka sama-sama dari Klaten namun membela daerah berbeda,’’ kata Joko Siswanto.
Baca Juga: Peparnas XVI Papua: Tim Panahan Jateng Membaca Angin Jelang Perburuan Medali
Namun, dia juga tidak bisa menyalahkan atlet yang berpindah ke daerah lain, karena dukungan pemerintah pada olahraga belum seperti harapan.
Dia berharap, perhatian pada olahraga akan semakin meningkat sehingga prestasi Klaten akan bersinar.**
Artikel Terkait
Perebutkan Piala Bupati, 73 Klub Bersaing di Liga Internal Askab PSSI Karanganyar
NPCI Jateng Koordinasi di Pati, Peparprov Dirancang Digelar September 2023
Usai Uji Coba, Voli Pantai Solo Benahi Servis dan Kerja Sama Tim
12 Klub Ponpes Ikuti Penyisihan Liga Santri di Boyolali
Sebanyak 122 Peserta Ikuti Kejurkab Bulutangkis PBSI Klaten