SEMARANG, suaramerdeka-solo.com – Kolaborasi dan atraksi ciamik mewarnai rangkaian pembukaan Pekan Special Olympics Indonesia (Pesonas) 2022 di Holy Stadium Semarang, Senin (4/7/2022) malam.
Sejumlah 50 anak Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang yang telah berlatih silat, berkolaborasi dengan tujuh atlet pelatnas pencak silat yang bersiap menghadapi Kejuaraan Dunia di Malaysia.
Tentu menarik, karena 50 siswa SLB tersebut merupakan anak-anak tuna grahita dan tuna rungu wicara, yang dalam ajang itu disebut insan berkebutuhan khusus.
Baca Juga: Obor PeSOnas 2022 Singgah di Karanganyar, Jelang Event Perdana pada Juli Mendatang
Namun separuh waktu dari total durasi tujuh menit dalam atraksi pencak silat kolaborasi itu, dapat dijalani anak-anak tersebut dengan gerakan-gerakan pukulan dan tendangan secara relatif baik.
‘’Tentu bukan hal mudah untuk mengajari mereka pencak silat. Butuh kesabaran dan ketelatenan, agar anak-anak itu bisa berbarengan mengikuti gerakan yang dilatihkan,’’ kata pelatih pelatnas pencak silat Indonesia, Indro Catur Haryono.
Seorang pelatih dan enam asisten pelatih yang merupakan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unesa), menjadi peracik latihan para siswa yang duduk di bangku SMP dan SMA pada SLB Negeri itu.
Baca Juga: Obor Pesonas Tiba Di Klaten, 14 SLB C Siap Maju Pesonas 2022 Jateng
‘’Sejak pertengahan bulan Ramadan lalu, mereka kami latih secara bertahap. Waktu latihannya full, Senin hingga Jumat. Yang paling susah, menerapkan latihan gerakan dasar silat kepada mereka,’’ tambah pelatih dari Semarang, Nur Faqih.
Tak bisa memberikan serangkaian gerakan dalam satu-dua hari. Sebab, bagi mereka tak mudah untuk mengingat mempraktikkan gerakan-gerakan yang diberikan.
‘’Maka dalam sekali pertemuan, paling hanya dua-tiga gerakan yang diajarkan. Harus sabar,’’ ujarnya.
Baca Juga: Terima Obor PeSONas, Boyolali Siap Jaring Atlet Terbaik
Tak ada senjata, baik pedang maupun toya yang digunakan dalam atraksi keterampilan jurus pencak silat itu. Hanya kipas yang disisipkan sebagai pemanis dalam salah satu gerakan.
Bahkan awak pelatnas yang turut berkolaborasi juga hanya menggunakan pecut dalam atraksi.
Mengapa?
Artikel Terkait
Jelang APG 2022: Ditahan Imbang Al Wathoni, Timnas Sepak Bola CP Evaluasi
Countdown APG 2022 di CFD Solo, Gibran: Masyarakat Bisa Menonton Secara Gratis
Sesuaikan Jadwal Laga Sebenarnya, Timnas Sepakbola CP Bakal Jalani Tiga Uji Coba Berurutan
Bentuk Tim Pra Porprov, Perpani Klaten Kembali Gelar Seleksi Tahap II
Menjadi Maskot ASEAN Para Games 2022 di Solo, Apa Itu Rajamala?