Pengembangan Pembelajaran Berbasis Riset di Perguruan Tinggi

- Senin, 7 November 2022 | 19:04 WIB
Prof Dra Soeparmi MA PhD  (dok)
Prof Dra Soeparmi MA PhD (dok)

Dalam hal ini LF merupakan perpanjangan dari lab untuk menjadikan pembelajaran berorientasi riset di lapangan. LF memberikan pengalaman langsung yang muncul menjadi aplikasi dan berorientasi pada analisis. Ini menunjukkan kebutuhan untuk menyelidiki pengajaran/pembelajaran berbasis riset yang dipraktikkan di Perguruan Tinggi dan pengaruhnya terhadap pengembangan keterampilan, serta persepsi lulusan terhadap keterampilan.

RBL adalah kegiatan pembelajaran berdasarkan experiential learning yang melibatkan pembelajaran aktif dan pembelajaran reflektif (Fathizadeh, 2017). RBL adalah salah satu metode yang paling cocok untuk mengembangkan, meningkatkan dan mempertahankan pembelajaran lebih dalam dan bijaksana, yang mengarah ke kerja sama tim, komunikasi, analitis dan keterampilan lain yang lebih baik (Cachay et al, 2012).

Baca Juga: Proyek Tol Solo-Jogja: Konsinyasi Sebuah Rumah di Desa Klinggen Boyolali, Dicabut

pembelajaran itu menekankan pada proses penelitian dan masalah yang mendasarinya dalam pembelajaran berbasis inkuiri, yang melibatkan mahasiswa sebagai partisipan (Healey, 2005). RBL menjadi berbasis pengalaman dan penyelidikan, mengarah ke intelektualitas, serta pengembangan keterampilan akademik (yaitu strategi, perencanaan, pengambilan keputusan, kesadaran dan lain-lain).

Kajian literatur tentang lulusan Perguruan Tinggi menunjukkan, lulusan saat ini kurang dalam pemecahan masalah dan keterampilan komunikasi (Sting, 2009). Temuan penelitian tersebut mengungkapkan, RBL berkontribusi lebih banyak untuk pemecahan masalah dan pengetahuan akademis dari pada pengetahuan domain. Akibatnya, RBL dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dan mengembangkan kemampuan aplikasi, analisis dan sintesis.

Dengan demikian, berdasarkan temuan dan literatur, penelitian itu menyarankan penggabungan RBL ke dalam mata kuliah dalam pendidikan Perguruan Tinggi, bersama dengan laboratorium seperti LF untuk memiliki luaran yang maksimal.

Baca Juga: Longsor dan Pohon Tumbang Timpa Rumah Warga di Kawasan Boyolali Utara

LF adalah perubahan paradigma menjadi mitra industri, interdisipliner, pemecahan masalah dunia nyata dalam pendidikan di Perguruan Tinggi (Lamancusa et al, 2008). LF di lingkungan akademik menawarkan kurikulum berbasis praktik, yang menyeimbangkan pengetahuan analitis dan teoritis serta pengalaman langsung.

Berdasarkan studi empiris, ditemukan bahwa RBL berkontribusi terhadap pembangunan pemecahan masalah, domain pengetahuan. Studi itu juga menemukan, RBL meningkatkan kemampuan pemecahan masalah lebih dari keterampilan lainnya.

Karena itu, RBL sangat cocok untuk pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi. RBL diusulkan digabung menggunakan laboratorium, seperti learning factory untuk merekayasa ulang pendidikan demi memenuhi peningkatan revolusi di era industri dan mempromosikan keterampilan yang dibutuhkan lulusan.**

* Prof Dra Soeparmi MA PhD adalah Guru Besar FMIPA UNS Solo

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Genom dan Presisi Terhadap Penyakit

Senin, 6 Februari 2023 | 08:48 WIB

Keamanan Digital

Rabu, 11 Januari 2023 | 16:30 WIB

Implementasi Kurikulum Merdeka

Senin, 5 Desember 2022 | 16:27 WIB

Wahyu Cakraningrat dalam Muktamar Ke-48 Muhammadiyah

Kamis, 10 November 2022 | 11:18 WIB

Platform Merdeka Mengajar

Rabu, 2 November 2022 | 16:34 WIB

LaDaRa Indonesia

Jumat, 12 Agustus 2022 | 13:44 WIB

Menebarkan Pustaka Maya

Selasa, 26 Juli 2022 | 15:36 WIB

NU, PKS dan Kitab Kuning

Rabu, 8 Juni 2022 | 11:25 WIB

Assesmen Nasional Pendidikan

Kamis, 28 April 2022 | 10:27 WIB

Membangun 'Kemesraan' NU-PKS

Senin, 11 April 2022 | 15:05 WIB

Akselerasi Transformasi Digital Pendidikan

Jumat, 8 April 2022 | 16:50 WIB

Menyambut SPBE Kemendikbudristek

Sabtu, 12 Maret 2022 | 20:21 WIB

Menanti Wamendikbud Ristek

Kamis, 17 Februari 2022 | 14:01 WIB
X