Dalam hal ini LF merupakan perpanjangan dari lab untuk menjadikan pembelajaran berorientasi riset di lapangan. LF memberikan pengalaman langsung yang muncul menjadi aplikasi dan berorientasi pada analisis. Ini menunjukkan kebutuhan untuk menyelidiki pengajaran/pembelajaran berbasis riset yang dipraktikkan di Perguruan Tinggi dan pengaruhnya terhadap pengembangan keterampilan, serta persepsi lulusan terhadap keterampilan.
RBL adalah kegiatan pembelajaran berdasarkan experiential learning yang melibatkan pembelajaran aktif dan pembelajaran reflektif (Fathizadeh, 2017). RBL adalah salah satu metode yang paling cocok untuk mengembangkan, meningkatkan dan mempertahankan pembelajaran lebih dalam dan bijaksana, yang mengarah ke kerja sama tim, komunikasi, analitis dan keterampilan lain yang lebih baik (Cachay et al, 2012).
Baca Juga: Proyek Tol Solo-Jogja: Konsinyasi Sebuah Rumah di Desa Klinggen Boyolali, Dicabut
pembelajaran itu menekankan pada proses penelitian dan masalah yang mendasarinya dalam pembelajaran berbasis inkuiri, yang melibatkan mahasiswa sebagai partisipan (Healey, 2005). RBL menjadi berbasis pengalaman dan penyelidikan, mengarah ke intelektualitas, serta pengembangan keterampilan akademik (yaitu strategi, perencanaan, pengambilan keputusan, kesadaran dan lain-lain).
Kajian literatur tentang lulusan Perguruan Tinggi menunjukkan, lulusan saat ini kurang dalam pemecahan masalah dan keterampilan komunikasi (Sting, 2009). Temuan penelitian tersebut mengungkapkan, RBL berkontribusi lebih banyak untuk pemecahan masalah dan pengetahuan akademis dari pada pengetahuan domain. Akibatnya, RBL dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dan mengembangkan kemampuan aplikasi, analisis dan sintesis.
Dengan demikian, berdasarkan temuan dan literatur, penelitian itu menyarankan penggabungan RBL ke dalam mata kuliah dalam pendidikan Perguruan Tinggi, bersama dengan laboratorium seperti LF untuk memiliki luaran yang maksimal.
Baca Juga: Longsor dan Pohon Tumbang Timpa Rumah Warga di Kawasan Boyolali Utara
LF adalah perubahan paradigma menjadi mitra industri, interdisipliner, pemecahan masalah dunia nyata dalam pendidikan di Perguruan Tinggi (Lamancusa et al, 2008). LF di lingkungan akademik menawarkan kurikulum berbasis praktik, yang menyeimbangkan pengetahuan analitis dan teoritis serta pengalaman langsung.
Berdasarkan studi empiris, ditemukan bahwa RBL berkontribusi terhadap pembangunan pemecahan masalah, domain pengetahuan. Studi itu juga menemukan, RBL meningkatkan kemampuan pemecahan masalah lebih dari keterampilan lainnya.
Karena itu, RBL sangat cocok untuk pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi. RBL diusulkan digabung menggunakan laboratorium, seperti learning factory untuk merekayasa ulang pendidikan demi memenuhi peningkatan revolusi di era industri dan mempromosikan keterampilan yang dibutuhkan lulusan.**
* Prof Dra Soeparmi MA PhD adalah Guru Besar FMIPA UNS Solo
Artikel Terkait
Assesmen Nasional Pendidikan
NU, PKS dan Kitab Kuning
Platform Merdeka Mengajar
Tuding Truk Tanah Urug Merusak Jalan, Warga Wedi Mengadu ke Dewan
Hina Dewi Perssik Via Media Sosial, Fans Leslar Harus Berurusan dengan Polisi