Ketiga, Prof Abdul Mu’ti berharap Muktamar Muhammadiyah juga bersih dari intrik. Di era media sosial, Solo.suaramerdeka.com/tag/organisasi">organisasi itu paham tentang produksi berita palsu, kecurigaan, dan fitnah yang begitu mudah terjadi untuk menyerang seseorang demi kepentingan segelintir pihak. Sehingga peserta Muktamar diajak menjadi muktamirin yang bersih dari intrik.
Bahkan, penulis juga sangat senang tatkala Prof Abdul Mu’ti mengingatkan tentang suasana perhelatan Pemilu yang sudah terasa tajam, kendati agenda demokrasi itu masih jauh.
Baca Juga: Penelitian Akuntansi FEB UNS: Prestasi, Tantangan dan Peluang
Bagi warga Muhammadiyah tentu saja tidak akan bersikap gampang dan bingung, apalagi gampang kagum dan gampang kecewa. Rasanya benar kalau mereka cerdas dan mengutamakan tabayun.
Warga Muhammadiyah adalah warga yang memiliki prinsip dan tidak mudah goyah dengan bujuk rayu yang menyesatkan.
Penulis teringat satu inspirasi dari cerita wayang, bahwa memilih pemimpin itu tidak mudah. Dan menjadi pemimpin Muhammadiyah itu pun tidak gampang.
Saya merasa, momentum Muktamar Ke-48 ibarat proses meraih wahyu cakraningrat, guna menentukan jutaan warga memilih 13 tokoh yang bisa memimpin Muhammadiyah.
Baca Juga: Platform Merdeka Mengajar
Dalam bahasa penulis, Muktamar menjadi jembatan memilih tokoh yang semakin amanah, teguh pendirian, jujur, penuh keteladanan dan memberikan rasa aman dan nyaman.
Di samping itu, rakyat membutuhkan pemimpin yang bisa membawa rasa tenteram, serta kasih sayang bagi warga Muhammadiyah tanpa membedakan satu dan lain.
Sebagaimana cerita tentang Wahyu Cakraningkrat, simbol kepemimpinan adalah yang mampu menghandayani rakyat, memegang teguh kejujuran, memberikan keteladanan, rasa aman, nyaman dan tenteram kepada rakyat.
Baca Juga: Membangun Sekolah Unggul melalui Ekstrakurikuler Jurnalistik
Artinya, menjadi pemimpin yang memberi rasa kasih sayang, mempunyai perilaku amanah dan merekatkan warga tanpa membedakan latar belakang, agama, ras dan budaya, serta peduli terhadap lingkungan, saat ini sangat dinanti dan dirindukan.
Lebih penting lagi bagi Muhammadiyah adalah senantiasa amar makruf nahi mungkar, karena memang sudah begitu yakin bahwa yang namanya kejahatan tidak akan pernah mengalahkan kebajikan.
Selamat ber-Muktamar Ke 48 bagi seluruh warga Muhammadiyah. Semoga sukses dan penuh berkah.**
Artikel Terkait
Putri TNI AU ke Duel Puncak Livoli Divisi Utama 2022, Bank Jatim dan Petrokimia Masih Rebutan
Miroslav Klose, Pemegang Rekor Top Scorer Piala Dunia. Apakah di Qatar 2022 Terpatahkan?
Hasil Pilkades 11 Desa di Karanganyar, 4 Petahana Terpilih Kembali
Gerakan Tanam Pisang Cavendish di Musuk: Peningkatan Pajak, Ekonomi, Gizi di Lereng Merapi
Cerita dan Mitos Gerhana Bulan dari Belahan Dunia