Oleh: Suranto Tjiptowibisono
PROYEK besar riset Genom manusia telah menorehkan sejarah baru dalam dunia medis, karena urutan lengkap DNA yang menyandi semua organ tubuh manusia sudah lengkap dipetakan. Genom adalah kumpulan dari semua material genetik dalam suatu makhluk hidup.
Semua organ manusia yang berpotensi terjangkit penyakit dapat dilihat dan dibandingkan susunan lengkap DNA asli atau sehatnya. Usaha manusia mengatasi beberapa penyakit mematikan yang selama ini menjadi permasalahan dunia dapat segera diatasi.
Pertimbangan sangat masuk akal dalam menentukan kebijakan hubungannya dengan penyakit adalah ukuran Genom dari penyakit yang akan ditanggulanginya.
Baca Juga: Attalia Ibunda Eril: DNA Sudah Dinyatakan Sama dengan Saya, Innalillahi Wainnailaihi Rojiun
Pada seluruh Genom manusia panjangnya sekitar 3 miliar pasangan basa, sedangkan pada virus covid-19 sekitar 23 ribuan, virus tunggro hanya 12 ribuan, dan pada potyvirus hanya 10 ribuan pasangan basa.
Laporan yang disampaikan pada peneliti Genom manusia dari Universitas California dan Universitas Washington menyebutkan, dari Genom keseluruhan yang demikian besar atau panjang, hanya ada sekitar 622 gen yang relevan secara medis (Kompas, 5/4/2022).
Hal ini berarti kita baiknya hanya memilih dari 622 gen tersebut, gen-gen yang relevan dengan jenis-jenis penyakit yang biasanya terjadi di daerah tropis.
Baca Juga: Implementasi Kurikulum Merdeka
Deteksi Dini
Berpijak dari pelajaran sekitar 4 atau 5 gen yang berhubungan erat dengan penyakit di daerah tropis Indonesia, maka bisa dibandingkan gen-gen tesebut pada orang yang sakit dan sehat.
Adakah perbedaan urutan DNA antara penderita jika dibandingkan dengan individu sehat?
Pertanyaan tersebut sangat penting untuk dijawab dalam mempelajari terjadinya penyakit pada manusia, basa yang mengalami mutasi pada triplet kodon (urutan tiga basa).
Apakah mutasi yang terjadi menyebabkan asam amino yang dibentuk berbeda dengan sebelumnya?
Dan apakah basa yang mengalami mutasi pada triplet kodon dapat mengubah sifat virus ini dari semula yang tipe liar (wild type) menjadi strain-strain baru yang muncul, dan dapat berbeda satu dengan yang lain?
Artikel Terkait
Mau Menikmati Sensasi Ngopi sembari Melihat Kerbau Mandi di Sore Hari? Disini Tempatnya
Selekprov Pencak Silat Tim Pra PON Jateng: Empat Atlet Pelatnas Otomatis Lolos
KKN UGM Pamit, Pasar Senggol dan Pemancingan Puser Bumi Kalikotes Diresmikan
Inilah Jenis-jenis Patok yang Diperbolehkan Jadi Batas Tanah. Pohon Tidak Boleh, Kenapa?
Proliga 2023: Menggusur Bhayangkara dan LavAni, STIN BIN Melompat ke Puncak
Proliga 2023: Kalahkan Sukun Badak, BNI 46 Buka Peluang Lolos Final Four