SOLO, suaramerdeka-solo.com - Terdapat dua patokan untuk mencetak SDM unggulan. Yang pertama adalah kualitas lulusan yang dicerminkan melalui kebekerjaan.
Hal itu, baik di dunia usaha atau industri, berwirausaha, maupun melanjutkan studi. Adapun tolok ukur kedua adalah kemitraan dengan dunia usaha atau dunia kerja.
Hal itu dikemukakan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kiki Yuliati pada peresmian Program Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) di SMKN 8 Solo, Rabu (1/3).
Baca Juga: Dua Rumah di Sragen Diterjang Longsor, Permukiman Ratusan Warga Tergenang Banjir
Untuk itu, pihaknya mengajak semua pihak menguatkan pendidikan vokasi untuk meluluskan generasi muda yang berkualitas.
"Tanpa kemitraan, mustahil pendidikan vokasi bisa berkualitas. Pendidikan vokasi diperlukan untuk mendukung pencapaian pendidikan dan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya," katanya.
Baca Juga: Jalan Tembus Tawangmangu-Magetan Rawan Longsor, Pengguna Jalan Harus Ekstrawaspada
Dengan penerapan pendidikan vokasi ini artinya dunia pendidikan harus bersedia mendengarkan masukan dari para pengusaha tentang penyiapan SDM.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan mengapresiasi program revitalisasi yang dilakukan oleh Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI.
Baca Juga: Gibran Tak Tahu Alasan Kenapa Dapat Gelar Kanjeng Pangeran Haryo dari Pura Mangkunegaran Solo
Ia berharap bantuan tersebut dapat dijadikan sebagai motivasi dalam
pembelajaran anak-anak dan para guru. Tujuan untuk meluluskan siswa SMK berdaya saing tinggi di dunia kerja dapat tercapai.
Ganjar juga mengucapkan terima kasih kepada Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI, Indofood, Sinar Mas, Yayasan Bakti Barito, iForte, Wings, Agung Sedayu, Triputra, Garudafood, Ciliandra, dan Astra yang telah merevitalisasi sekolah di Jawa Tengah. Hal itu telah membantu mengurangi beban APBD.
Baca Juga: Galang Dana Rp 1,898 Miliar, Klaten Bangun Dua Puskesmas di Cianjur
Sementara itu, Direktur Yayasan Bakti Barito Dian A Purbasari mengatakan ada sebanyak tujuh SMK di Jawa Tengah yang sudah direvitalisasi di tahun 2022.
"Jadi Barito Pasific Grup melalui Yayasan Bakti Barito menjadi bagian dari anggota Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi Republik Indonesia," katanya.
Artikel Terkait
8 Tokoh Inspiratif Terima Penghargaan dari PWI Solo
Hijrah, Mantan Pecandu Narkoba Giat Edukasi Bahaya Narkoba
Sopir Mengalami Microsleep, Penyebab Kecelakaan di Tol Solo-Kertosono
Tingalan Jumenengan, Pura Mangkunegaran Solo Beri Gibran Gelar Kanjeng Pangeran Haryo
Tiga Kecamatan di Karanganyar Kerap Jadi Lokasi Transaksi Narkoba. Mana Saja?
Galang Dana Rp 1,898 Miliar, Klaten Bangun Dua Puskesmas di Cianjur
Hujan Deras Genangi Jalan Raya, Lalu Lintas Solo-Sragen Sering Tersendat