Mahasiswa Seni Rupa Murni Diajak Hasilkan Karya Kreatif dari Passion

- Senin, 8 November 2021 | 15:50 WIB
FGD Prodi Seni Rupa Murni FSRD UNS  terkait manajemen manusia seni dan akselerasi generasi milenial. (SMSolo/Evie K)
FGD Prodi Seni Rupa Murni FSRD UNS terkait manajemen manusia seni dan akselerasi generasi milenial. (SMSolo/Evie K)

SOLO, suaramerdeka-solo.com – Program Studi (Prodi) Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait manajemen manusia seni dan akselerasi generasi milenial.

Kegiatan ini terlaksana sebagai bagian dari pelaksanaan Program Matching Fund 2021. Berlangsung secara daring, FGD dihadiri para mahasiswa dan sivitas akademika UNS dalam Zoom Cloud Meeting.

Kaprodi Seni Rupa Murni sekaligus pelaksana Program Matching Fund 2021 FSRD UNS, Dr Setyo Budi MSn menuturkan bahwa peran program matching fund ini dalam menghubungkan perguruan tinggi dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).

Baca Juga: ISI Surakarta Tuan Rumah PKP PHP2D tahun 2021

"Anak-anak milenial kemudian tahu arah dan peta bagaimana menyikapi persoalan. Bukan hanya lulus tetapi bagaimana menjadi bagian yang kondusif untuk bangsa ini,” tutur Setyo Budi.

Pada kesempatan ini, Seni Rupa Murni UNS menghadirkan Guru Besar Senior Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Prof M Dwi Marianto, MFA PhD sebagai pembicara FGD dan dimoderatori oleh Dyah Yuni Kurniawati, S.Sn. M.Sn. dari UPT Humas dan Media UNS sekaligus dosen FSRD UNS.

Prof. Marianto mengawali pembahasan dengan topik “Mentransform Realitas Maya/Nyata Jadi Ide dan Konsep Kreatif”.

Baca Juga: Oknum Lurah di Pekalongan Diduga Hamili Gadis 17 Tahun

Berangkat dari poin pertama, Prof. Marianto menekankan pentingnya tentang kesadaran mahasiswa sebagai subjek dalam lingkup seni. Orang yang menempatkan dirinya sebagai subjek dinilai sadar betul bahwa sesungguhnya benar-benar berfikir dan merencana.

Tidak selamanya seseorang akan berperan sebagai subjek. Peran sebagai subjek dan objek tentu dapat berjalan secara berkesinambungan. Prof. Marianto mengalirkan diskusi pada pembahasan design thinking yang mana salah satu prosesnya adalah berempati.

Baca Juga: Ultah ke-60, Prof Jamal Wiwoho Luncurkan Empat Buku

Proses empati memberikan kesempatan seseorang yang awalnya berposisi sebagai subjek untuk mencoba menyatu dengan objek yang diamati. Poin penting lain adalah pentingnya suatu pengamatan yang mendalam terhadap objek.

Upaya ini dilakukan guna mengungkap realita di dalamnya. Dalam poin ini, Prof. Marianto berpesan agar para mahasiswa dapat membuat karya seni yang teramati dengan beragam cara yang kreatif. Prof. Marianto dalam kesempatan ini membagikan kiat-kiat dalam memulai suatu proses kreatif.

Baca Juga: Kanwil DJP Jateng II Hentikan Penyidikan Kasus Pajak

“Buatlah sesuatu yang berpijak pada passion anda atau apa yang membuat anda bergairah ketika melakukan ini,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Heru Susilo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X