SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Kembangkan Pembelajaran Paradigma Baru

SOLO, suaramerdeka-solo.com - SMA Muhammadiyah 1 Surakarta terus mengembangkan konsep pembelajaran paradigma baru.

Menurut Kepala SMA 1 Dr Rahayuningsih mengemukakan, paradigma baru tersebut adalah mengedepankan merdeka belajar seperti filosofi Ki Hajar Dewantoro.

"Peran guru berubah menjadi pendidik yang inspiratif dan bertanggung jawab. Guru yang bisa menginspirasi siswa menjadi teladan siswa di sekolah," katanya dalam kegiatan Fifus Group Discussion (FGD) Komunitas Muhi yang digelar di sekolah.

Baca Juga: SMP Muhammadiyah PK Raih 13 Prestasi Olympicad VII Jawa Tengah 2021

Ia mengingatkan, di sekolah siswa
harus merasa aman, nyaman, menyenangkan dan insklusif. 

Beberapa agenda yang sudah dijalankan yaitu Deklasari Sekolah Ramah Anak dan Deklarasi Anti Perundungan dengan melibatkan 30 agen perubahan untuk menularkan kebiasaan-kebiasaan baik.

Dikemukakan, SMA Muhammadiyah 1 menjadi salah satu sekolah penggerak dari enam sekolah di Surakarta yang ditunjuk.

Guna mewujudkan merdeka belajar, dimulai dari guru penggerak.

Baca Juga: SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Gelar Roots Day, Deklarasi Anti Perundungan

Banyak fasilitas yang akan diberikan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah penggerak agar lebih maju.

Salah seorang guru SMA Muhammadiyah 1 Siti Nur Janah mengemukakan sejumlah usul agar sekolah penggerak memiliki paradigma baru.

Yang pertama yakni memperbanyak in house training untuk menyamakan pemikiran terkait paradigma baru.

Kedua, perlu kolaborasi seluruh pemangku kepentingan.

Baca Juga: SD Muhammadiyah Tonggalan Klaten Gelar Bakti Sosial di Desa Nengahan Bayat

Ketiga, perlunya peningkatan kompetensi pembelajaran.