Kukuhkan Guru Besar Kehormatan, Rektor UNS: Gelar Profesor Miliki Konsekuensi Berat

- Kamis, 31 Maret 2022 | 13:27 WIB
Rektor UNS Prof Dr Jamal Wiwoho saat mengkuhkan profesor kehormatan kepada Prof (UNS) Dr Soeprayitno MM di auditorium UNS, Kamis (31/3/2022).  (SMSolo/dok)
Rektor UNS Prof Dr Jamal Wiwoho saat mengkuhkan profesor kehormatan kepada Prof (UNS) Dr Soeprayitno MM di auditorium UNS, Kamis (31/3/2022). (SMSolo/dok)

SOLO, suaramerdeka-solo.com - Menyandang gelar profesor sejatinya memiliki konsekuensi yang berat.

Sebab seorang profesor dituntut memiliki kemampuan membangun jembatan yang menghubungkan antara disiplin ilmu dengan kemajuan masyarakat, pembangunan bangsa dan kelahiran peradaban.

Hal itu dikemukakan Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof Dr Jamal Wiwoho dalam sambutan pengukuhan Profesor Kehormatan kepada Prof (UNS) Dr Soeprayitno MM di auditorium kampus setempat, Kamis (31/3/2022).

Baca Juga: Kali Pertama UNS Beri Gelar Profesor Kehormatan. Apa Alasannya?

Rektor mengemukakan, penambahan guru besar baru harus berimplikasi pada penguatan reputasi akademik UNS, baik di tingkat nasional dan internasional.

Rektor memaparkan, gelar kehormatan yang diberikan kepada Soeprayitno berasal dari jalur penghargaan yang diberikan kepada setiap orang dari kalangan nondosen/nonakademik, yang memiliki kompetensi luar biasa, untuk bisa dianugerahi Profesor Kehormatan.

Hal itu sesuai dengan Peraturan Mendikbud No 88 Tahun 2013 juncto Permendikbudristek No 38 Tahun 2021 tanggal 9 Desember 2021 tentang Pengangkatan Profesor Kehormatan di Perguruan Tinggi.

Baca Juga: Jelang Dies Natalis Ke-46, UNS Surakarta Tambah Dua Guru Besar

Apalagi latar belakang keilmuan Soeprayitno di bidang manajemen sumberdaya manusia, saat ini sedang menjadi fokus perhatian pemerintah untuk mencetak SDM masa depan yang unggul dan utuh, yang sanggup beradaptasi dan memenangkan persaingan global di era perubahan.

Disamping itu, alumnus FKIP UNS itu sejak 2007 memiliki rekam jejak dan kontribusi yang tidak diragukan. Khususnya dalam membantu penguatan dan pengembangan SDM di UNS.

Yakni mempunyai andil besar dalam memformulasikan Budaya Kerja Active UNS dan memberikan berbagai pelatihan capacity building, baik untuk jajaran pimpinan maupun tenaga kependidikan UNS.

Baca Juga: Kado Akhir Tahun, UNS Surakarta Tambah Empat Guru Besar

Sebagai bagian dari masyarakat ilmiah, Prof Jamal berharap, Soeprayitno senantiasa memiliki kekayaan berupa kebaruan ide, kejernihan pikiran dan orisinalitas gagasan.

Fokusnya demi kepentingan kemajuan UNS dan bangsa Indonesia yang saat ini sedang sibuk menyiapkan talenta-talenta muda untuk menjemput pekerjaan masa depan yang lebih dinamis dan fleksibel.

Menurut Jamal, mewujudkan SDM masa depan yang berdaya saing tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan monodisiplin, melainkan dibutuhkan sinergi dan kolaborasi secara multidisiplin dan interdisiplin.

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KAI Gandeng UNSA, Bantu Masyarakat yang Terjerat Hukum

Senin, 27 Februari 2023 | 10:38 WIB

Selamat, UNS Solo Naik Satu Peringkat di Webometrics

Senin, 6 Februari 2023 | 19:55 WIB
X